Ziarah Kute Seribu yang merupakan tradisi masyarakat Kabupaten Bangka Barat, Bangka Belitung, kembali dilakukan tahun ini. Pelaksanaan ini dilakukan kembali setelah sempat terhenti karena pandemic virus Corona.
Dilansir dari situs Dinas Pariwisata Bangka Barat, Rabu (13/7/2022), tradisi itu diikuti sekitar 700 orang Jemaah yang dilakukan di Kecamatan Mentok. Jemaaah itu datang dari berbagai daerah di Bangka Barat. Bahkan ada juga Jemaah yang datang dari Palembang, Sumatera Selatan.
Dijelaskan jika Ziarah Kute Seribu itu adalah agenda tahunan ziarah yang dilakukan di makam para aulia, ulama, habaib, tokoh dan pendiri Mentok. Ziarah ini biasanya dilakukan tiga hari setelah Hari Raya Idul Adha.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain sebagai tradisi, ziarah ini juga sebagai syiar masyarakat Mentok untuk menghargai para aulia, habaib, ulama, tokoh dan pendiri Mentok.
Acara ziarah dilakukan sejak pagi tadi. Acara dimulai dengan pembacaan kitab Burda oleh jemaah di Surau Tanjung, sebuah surau pertama yang ada di Kota Mentok yang didirikan pada tahun 1288 H.
![]() |
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan arak-arakan yang dilakukan para jemaah menuju pemakaman Kute Seribu. Di lokasi itu, jemaah membacakan doa.
Setelah dari makam, jemaah kemudian bergerak ke Masjid Jamik yang berjarak 200 meter dari lokasi makam. Di masjid, acara ziarah dilanjutkan dengan doa maulid, qasidah, tausiah dan doa bersama. Acara Ziarah Kute Seribu ditutup dengan santap siang bersama.
Bupati Bangka Barat, Sukirman turut hadir dalam acara ini. Sukirman dalam sambutannya menyampaikan atas penyelenggaraan ziarah sebagai bagian dari kekayaan daerah dan wisata religi yang ada di Kabupaten Bangka Barat.
(afb/afb)