Si Waluh Jabu, Gambaran Kebersamaan Warga Suku Karo

Nizar Aldi - detikSumut
Minggu, 05 Jun 2022 09:20 WIB
Rumah adat Karo, Si Waluh Jabu (istimewa)
Medan -

Suku Karo merupakan salah satu suku yang berada di Sumatera Utara, tepatnya di Kabupaten Karo. Suku Karo memiliki rumah adat yang disebut Si Waluh Jabu, Waluh artinya delapan, sedangkan Jabu artinya rumah.

Dosen Antropologi Universitas Negeri Medan (Unimed) Erond L Damanik mengatakan Si Waluh Jabu menggambarkan kehidupan warga karo yang bersama-sama.

"Kehidupan yang komunalistik, yang menunjukkan kebersamaan," kata Erond kepada detikSumut, Minggu (5/6/2022).

Konsep Si Waluh Jabu mempunyai makna ada delapan rumah tangga yang menjadi penghuni rumah tersebut. Biasanya semua merupakan keluarga inti maupun kerabat dekat.

"Biasanya 8 rumah tangga itu adalah keluarga inti, orangtua, anak-anak, dan kerabat dekat yang tinggal dalam satu rumah," sebutnya.

Rumah tersebut menurutnya mempunyai beberapa fungsi. Selain sebagai tempat tinggal, juga sebagai sosialisasi dan regenerasi.

"Fungsi rumah itu selain tempat tinggal, sosialisasi, regenerasi, kebersamaan dari delapan keluarga yang setiap hari ketemu," tuturnya.

Erond kemudian menjelaskan bentuk dari atap Si Waluh Jabu. Atap rumah ini disebut berbentuk pelana maupun diagonal yang memiliki penanda yang disebut tersek.

"Dan biasanya kalau pola atapnya seperti ini (diagonal), biasanya di titik pertemuan antara atap yang menghadap muka belakang dengan samping kiri dan kanan di titik pertemuan itu ada penanda yang disebut dengan tersek, tersek itu sebenarnya sebagai penanda," jelasnya.

Jumlah tersek itu paling banyak 3 buah. Di setiap tersek tersebut akan ada atap yang menyerupai bentuk rumah adat tersebut. Jumlah tingkatan atap itu disesuaikan dengan jumlah tersek yang ada.

"Tersek itu ada nanti 1 tersek, 2 tersek, 3 tersek, biasanya itu sampai 3 tersek. Nah di pertemuan atap itu nanti adalagi semacam tanda atap 1 tingkat, 2 tingkat dan 3 tingkat itu tergantung jumlah tersek nya, nah diatas atap itu nanti adalagi dibuat semacam rumah adat kecil," ujarnya.

Tersek tersebut sebenarnya menjadi estetika dan untuk menunjukkan derajat pemiliknya. Semakin banyak terseknya, maka semakin tinggilah status sosial penghuni rumah itu. Pemilik 3 tersek biasanya adalah pembuka kampung atau Simantek Kuta dan merupakan yang paling dihormati di daerah tersebut

"Kalau misalnya dia 1 tersek status sosialnya seperti apa, kalau 2 tersek itu statusnya lebih tinggi, kalau 3 tersek itu biasanya pembuka kampung atau simantek kuta, dia lah tokoh yang paling dihormati di daerah tersebut," ungkapnya.



Simak Video "Bermain dan Bersenda Gurau Bersama Anak-Anak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara "

(afb/afb)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork