Suku Serawai yang ada di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu punya tradisi khusus saat menyambut Hari Raya Idul Fitri. Tradisi itu dikenal dengan "Ngidak Gelamai" atau biasa disebut dengan dodol. Biasanya Ngidak Gelamai menjadi makanan spesial Suku Serawai saat lebaran.
Gelamai merupakan identitas budaya kuliner yang memiliki makna solidaritas serta gotong royong. Pasalnya, membuatnya harus bersama-sama atau gotong royong. Memasak gelamai biasanya dilakakukan skala besar di atas kuali berukuran besar.
Gelamai sendiri berbahan dasar santan, gula merah, tepung beras ketan dan garam. Semua bahan dicampur menjadi satu di atas kuali besar dengan api yang cukup. Pada saat pembuatan diperlukan adonan yang tepat agar gelamai matang dengan baik. Proses mengadonnya inilah dikenal dengan "Ngidak Gelamai".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biasanya kaum pria secara bergantian akan mengidak (aduk) gelamai di atas tungku api dan kuali besar secara bergantian. Masakan tak boleh berhenti diaduk hingga masak. Bila telat diaduk maka gelamai akan gosong.
Bupati Seluma Erwin Octavian mengatakan, gelamai ini merupakan makanan khas saat lebaran saja dan dibuat pun harus secara bersama atau gotong royong. Sebab, itulah tradisi yang menjadi ikon persatuan di Seluma.
"Gelamai ini dodol manis, makanan tradisional yang memasaknya memiliki makna gotong royong," kata Erwin, Jumat (29/4/2022).
Erwin menjelaskan, saat memasak gelamai ini diperlukan tim, karena memasaknya harus dikidak (aduk) agar hasilnya lebih baik. Sedangkan untuk yang meracik bumbunya harus ada tim sendiri.
"Masak gelamai menjaga gotong royong dan kekompakan, kegiatan semacam ini akan kami lestarikan," jelas Erwin.
Pemda Kabupaten Seluma, menjadikan memasak makanan tradisional secara rutin. Ada banyak makanan serta jajanan khas seluma yang harus tetap dilestarikan serta memiliki potensi menarik bila dikolaborasikan dengan pariwisata Seluma.
(astj/astj)