Miris melihat ulah perusahaan pabrik Crude Palm Oil (CPO) yang tidak mengembalikan harga normal Tandan Buah Segar (TBS) diatas Rp 3000, Bupati Bengkulu Utara, Mian ancam tutup 8 pabrik di wilayah pemeritahannya.
Ancaman itu diungkapkan Mian setelah mendatangi sejumlah pabrik CPO di Bengkulu Utara. Mian menilai akibat ulah pabrik tersebut banyak warganya yang hidup dari bertani sawit mengalami kerugian yang cukup besar.
"Delapan perusahaan sawit sudah saya panggil dan meminta mereka kembalikan harga sawit. Bila mereka tidak menaikkan harga sawit, maka akan saya cabut izin perusahaan mereka," tegas Mian, saat dikonfirmasi, detik.com, Jumat (29/04/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Miang mengatakan akibat kerugian itu, petani tidak memanen sawit dan membiarkan buah busuk. Dalam sepekan harga TBS turun, mulai dari Rp 3.140 menjadi Rp 3.090. Kemudian turun lagi menjadi Rp 2.990 dan saat ini semakin anjlok, yakni Rp 800 per Kilogram.
Mian mengatakan, diturunkannya harga TBS berdampak terhadap perekonomian petani kelapa sawit. Penurunan harga TBS itu bertentangan dengan Surat Edaran (SE) Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian.
"Untuk sementara kita berkesimpulan, penurunan harga TBS terkesan dilakukan sepihak oleh perusahaan," jelasnya.
Aksi marah-marah Bupati Bengkulu Utara, Mian sempat viral di media sosial. Tindakan itu harus dilakukan Mian, karena dia melihat warganya sudah semakin terpuruk atas kebijakan yang diambil sejumlah perusahaan pengolah CPO.
"Saya mendatangi pabrik menanyakan apa dasar mereka menurunkan harga sawit. Karena harga yang mereka patok merugikan petani dan bertentangan dengan surat edaran Kementerian," kata Mian
Mian menjelaskan, saat para petani ingin merayakan lebaran justru pihak pabrik mencari kesempatan menurunkan harga sawit. Padahal harga sawit dunia tidak mengalami penurunan.
"Pihak pabrik ini menggunakan alasan adanya larangan ekspor CPO untuk menurunkan harga beli sawit, padahal itu tidak berpengaruh, ditambah lagi dengan momen menyambut hari raya idul fitri," jelas Mian.
Mian mengungkapkan telah memanggil delapan pabrik CPO yang beroperasi di kabupaten Bengkulu Utara, guna mencari solusi agar harga kelapa sawit bisa kembali normal diatas Rp 3000 perkilogramnya.
Sementara itu seorang petani sawit di Bengkulu Utara, Sukardi mengatakan, pihaknya mengadu ke Bupati karena anjloknya harga. Apa lagi saat ini petani sangat membutuhkan uang untuk merayakan lebaran.
"Kami berterima kasih ke bupati telah membela kami petani, semoga setelah lebaran harga sawit bisa kembali tinggi, karena hingga 5 mei nanti pabrik akan tutup sesuai surat edaran Gubernur, " katanya.
(bpa/bpa)