Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8%. Untuk merealisasikan target itu butuh investor yang berinvestasi hingga Rp 13.000 triliun di Indonesia.
Direktur Strategi dan Tata Kelola Hilirisasi Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Ahmad Faisal Suralaga, mengatakan ada beberapa hal yang diupayakan untuk merealisasikan target tersebut. Adapun sektor prioritas yang diyakini dapat mendorong peningkatan investasi ke angka tersebut adalah sektor energi melalui hilirisasi.
"Jadi berdasarkan data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) target itu (ekonomi 8%) bisa tercapai hanya dengan kita mendatangkan investasi baru sekitar Rp 13.000 triliun, yang mana kurang lebih sama dengan US$ 814 miliar," ujarnya dikutip detikFinance.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sektor hilirisasi diakuinya menjadi prioritas utama untuk digenjot. Saat ini realisasi investasi pada semester I-2025 mencapai Rp 942 triliun rupiah atau mewakili 49,5% dari target tahunan Rp 1.900 triliun.
Dari realisasi itu, industri hilir menjadi penyumbang besar mencapai Rp 280 triliun atau hampir 30% dari total investasi Indonesia. Menurutnya, jika industri itu didorong untuk melakukan hilirisasi, maka nilai tambah yang akan didapatkan Indonesia akan lebih tinggi.
"Jadi, angka-angka ini menunjukkan bahwa industri hilir telah menjadi salah satu sektor prioritas dan menjanjikan dalam kebijakan investasi masa depan di Indonesia, ini karena pentingnya hilirisasi," terangnya.
Dalam Asta Cita, Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan hilirisasi menjadi prioritas nasional dalam rangka swasembada energi. Indonesia memiliki total 28 komoditas yang dapat dihilirisasi, batubara, minyak dan gas, perkebunan, kehutanan, perikanan dan sumber daya energi lainnya.
"Kami juga memiliki tembaga dengan perak. Tidak hanya mineral, kami juga kuat dalam CO2, minyak sawit Indonesia nomor satu," ungkapnya.
(astj/astj)