Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumut mencatat kredit konsumtif di Sumut naik. Ada kenaikan 14,11% per Agustus 2024 menjadi Rp 83,73 triliun.
"Kredit konsumtif secara stabil mengalami pertumbuhan selama setahun terakhir dan pada Agustus 2024 mencapai Rp 83,73 triliun atau bertumbuh 14,11 persen yoy," ungkap Kepala OJK Sumut Khoirul Muttaqien, Jumat (18/10/2024).
Berdasarkan data OJK, kredit konsumtif 2024 merupakan paling tinggi apabila dibandingkan dari dua tahun terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tercatat pada Desember 2022, pertumbuhan kredit konsumtif sebesar 8,37%, kemudian turun pada Agustus 2023 sebesar 7,88%, kemudian turun hanya tumbuh 0,81% pada Desember 2023.
Khoiril menilai pengaruh peningkatan kredit konsumtif kemungkinan berasal dari naiknya Upah Minimum Provinsi (UMP) yang naik 3,67% menjadi Rp 2.809.915.
"Peningkatan kredit konsumtif turut didorong dengan peningkatan daya beli masyarakat yang tercermin dari kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 3,67% pada tahun 2024 serta didukung oleh insentif makroprudensial berupa LTV 0%," ujarnya.
Berdasarkan data OJK Sumut, pertumbuhan konsumtif utamanya ditopang oleh kredit rumah tangga lainnya dan multiguna yang bertumbuh 16,31 persen secara Year on Year (YoY) atau secara tahunan.
Kemudian ada kredit kepemilikan rumah tinggal (KPR) yang mencapai 8,15 persen yoy, dan kredit kepemilikan kendaraan bermotor (KKB) yang mencapai 18,56 persen yoy.
Khoirul menyebutkan bahwa faktor banyaknya keluaran brand mobil terbaru ditambah dengan insentif fiskal (PPN) turut membuat masyarakat berkeinginan melakukan kredit.
"Kehadiran merek-merek mobil berbahan bakar dan listrik serta promosi dan insentif fiskal (PPN) untuk Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KLBB) turut mendorong masyarakat untuk membeli dan mengganti kendaraan mereka," ucapnya.
(mjy/mjy)