Ternyata Ini Alasan Keponakan Prabowo Jadi Wamenkeu di Masa Transisi

Ternyata Ini Alasan Keponakan Prabowo Jadi Wamenkeu di Masa Transisi

Anisa Indraini - detikSumut
Jumat, 19 Jul 2024 05:30 WIB
Sri Mulyani
Foto: Instagram@smindrawati
Jakarta -

Keponakan Presiden terpilih Prabowo Subianto, Thomas Djiwandono, resmi dilantik menjadi Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) II. Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan alasan pengangkatan Thomas.

Sri Mulyani mengatakan kehadira Thomas untuk mensingkronkan program prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran agar masuk ke dalam APBN 2025. Apalagi saat ini Kemenkeu sedang menyusun R-APBN 2025.

"Ini tujuannya adalah agar RAPBN 2025 mencerminkan dan sekaligus sinkron dengan prioritas-prioritas kebijakan dari presiden terpilih dan wakil presiden terpilih," kata dia dilansir detikFinance (18/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Thomas sendiri dipercaya menjadi anggota Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran Bidang Ekonomi. Sri Mulyani meyakini kehadiran Thomas akan mempermudah Kemenkeu dalam berkomunikasi dan berkoordinasi dengan tim transisi pemerintahan.

Dengan demikian diharapkan proses transisi bisa berjalan dengan lancar. Sri Mulyani juga membantah jika masuknya Thomas Djiwandono pertanda komunikasi selama ini tidak lancar.

ADVERTISEMENT

"Tentu dengan masuknya Mas Thomas di sini akan membuat seluruh komunikasi jadi jauh lebih mudah, kalau kemarin itu kita biasanya mengundang. Tadi sekaligus menanyakan apakah maksud masuknya Mas Thomas karena kita tidak ada hubungan yang bagus? Enggak, justru karena selama ini bagus, namun dengan adanya di dalam kan jadi nggak perlu harus ada pertemuan khusus karena sekarang mas Thomas sudah ada di sini," jelas Sri Mulyani.

Thomas Djiwandono sebagai Wamenkeu II disebut akan bekerja sama dengan Wamenkeu I Suahasil Nazara dan seluruh pejabat eselon I untuk menjalankan tugas mengelola keuangan negara.

"Sebagai bendahara negara bersama-sama kita terus menggunakan instrumen keuangan negara untuk bisa merespons dinamika perekonomian global dan nasional yang akan terus meningkat, sekaligus juga kita harus mampu memitigasi risiko dari berbagai dinamika tersebut supaya kita tetap bisa menjaga stabilitas ekonomi, menjaga dan memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi dan sekaligus untuk menjaga instrumen fiskal atau APBN agar terus sehat dan berkelanjutan," imbuhnya.




(astj/astj)


Hide Ads