.webp)
Bahan Bakar Mineral masih menjadi komoditi terbesar yang diimpor ke Sumut. Besarannya mencapai Rp 2,9 triliun per Juli 2023.
"Nilai impor terbesar Juli 2023 berasal dari golongan Mineral sebesar US$118,93 juta atau senilai Rp 2,9 triliun," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Nurul Hasanudin, Minggu (10/9/2023).
Berdasarkan data BPS Sumut, impor Bahan Bakar Mineral mengalami kenaikan 51,61 persen dibanding Juni 2023 yang hanya US$ 78.445 juta atau senilai Rp 1,2 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Bahan Bakar Mineral, nominal impor untuk mesin-mesin/pesawat mekanik tercatat sebesar US$ 65,46 juta atau Rp 1 triliun per Juli 2023. Angka ini tumbuh tipis dibanding Juni 2023 sebesar Rp 985 miliar.
Sementara itu, impor bahan kimia anorganik tercatat hanya sebesar USD 20,8 juta atau 319,9 miliar, turun 50,97 persen dibanding Juni 2023 sebesar US$ 42,6 juta atau senilai Rp 655,2 miliar.
Dilihat secara keseluruhan, impor Sumut pada Juli 2023 mencapai US$ 566,5 juta atau senilai Rp 8,7 triliun, naik 18,91 persen dibanding Juni 2023 sebesar US$ 476,4 juta atau senilai Rp 7,3 triliun.
Dari total nilai impor yang mencapai Rp 8,7 triliun, sebesar US$ 201 juta berasal dari Asia di luar ASEAN dan US$ 192 juta berasal dari ASEAN per Juli 2023.
Tercatat, Tiongkok mendominasi pasar impor Sumut sebesar US$ 156 juta atau senilai Rp 2,39 triliun, diikuti India sebesar US$ 22,7 juta atau Rp 349 miliar, dan Korea Selatan sebesar US$ 9,2 juta atau Rp 141,5 miliar.
Sementara di kawasan ASEAN, Malaysia menjadi pasar impor Sumut sebesar US$ 98,5 juta atau senilai Rp 1,5 triliun, diikuti Singapura US$ 40,3 juta atau Rp 619 miliar, dan Thailand sebesar US$ 21,5 juta atau senilai Rp 330 miliar.
(dhm/dhm)
