Ekspor Karet Sumut Tertekan Ekonomi China

Ekspor Karet Sumut Tertekan Ekonomi China

Kartika Sari - detikSumut
Kamis, 10 Agu 2023 11:23 WIB
Latex sap (rubber) being collected in a plantation forest in Thailand.
Kinerja ekspor karet Sumut tertekan ekonomi China. (Foto: Getty Images/georgeclerk)
Medan -

Kinerja ekspor karet alam asal Sumatera Utara (Sumut) terus menurun. Kondisi ini dipengaruhi oleh ekonomi China sebagai pasar utama yang masih melambat.

"Volume eskpor karet alam dari Sumatera Utara untuk pengapalan Juli 2023 turun tipis sebesar 1,93 persen secara bulanan menjadi 25.229 ton dibandingkan Juni sebesar 25.724. Penurunan lebih tajam lagi bila dibandingkan dengan Juli 2022 turun 19,39 persen dari 31.297 ton," ungkap ungkap Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut,EdyIrwansyah, Kamis (10/8/2023).

Edy menyebutkan adanya penurunan tipis pada pengapalan karet bulan Juli memperlihatkan kinerja ekspor karet Sumut masih sulit bangkit.Lesunya ekspor karet Sumut ini tertekan oleh ekonomi China yang masih melambat sementara pasokan melimpah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertumbuhan permintaan karet China yang melemah dan persediaan yang tinggi telah menciptakan tekanan penurunan pada harga global. Tekanan semakin diperparah oleh data manufaktur China untuk bulan Juli, yang mencatat penurunan untuk bulan keempat berturut-turut," kata Edy.

"Selain itu, Kondisi ekonomi dunia saat ini belum kondusif sehingga ekspor pada pengapalan Agustus diperkirakan tidak banyak perubahan terhadap Juli karena China masih melambat," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan data Gapkindo Sumut, permintaan tertinggi untuk ekspor karet per Juli 2023 dipegang oleh Jepang sebesar 34,65 persen atau 8.741 ton, kemudian disusul oleh USA sebesar 16,06 persen atau 4.052 ton, Brazil 14,33 persen atau sebanyak 3.612 ton.

Selanjutnya urutan keempat atau Turki sebesar 5,27 persen atau sebanyak 1.328 ton, dan posisi lima ada China sebesar 5,19 persen atau 1.310 ton.

Sementara itu, Edy menyebutkan bahwa harga karet saat ini masih belum menunjukkan kondisi stabil yang hanya seharga 128,4 Sen AS.

"Saat ini harga masih bertahan rendah. Harga karet jenis TSR20 di bursa Singapura-SGX pada penutupan 8 Agustus 2023 sebesar 128,4 sen AS per kg atau lebih rendah 1,99 sen dibandingkan harga rataan bulan Juli 2023," kata Edy.

Dari sisi pasokan, produksi kebun karet di Sumatera Utara diperkirakan masih belum normal karena adanya anomali cuaca panas yang akan berlanjut dengan dampak dari fenomena El Nino.




(dpw/dpw)


Hide Ads