OJK Dorong Terciptanya Keuangan Inklusif untuk UMKM di Desa

OJK Dorong Terciptanya Keuangan Inklusif untuk UMKM di Desa

Kartika Sari - detikSumut
Rabu, 09 Agu 2023 14:52 WIB
Kepala OJK Sumbagut Bambang Mukti Riyadi (pakaian batik) saat meninjau UMKM di Desa Pematang Johar, Deliserdang.
Kepala OJK Sumbagut Bambang Mukti Riyadi (pakaian batik) saat meninjau UMKM di Desa Pematang Johar, Deliserdang. (Foto: Kartika Sari/detikSumut)
Deli Serdang - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan masyarakat desa untuk tidak gampang dirayu menggunakan jasa pinjaman online (pinjol) ilegal. Ia pun menyarankan agar warga desa dapat memanfaatkan lembaga keuangan resmi untuk mengakses pinjaman.

"Kalau dengan bank, misalnya BRI kan ada Kredit Usaha Rakyat, kemudian bisa cari pinjaman untuk alat usaha atau menabung. Tapi kalau bicara pinjol itu hati-hati, harus tahu cara menggunakannya," ungkap Kepala OJK Kantor Regional Sumbagut, Bambang Mukti Riyadi di Desa Pematang Johar, Deliserdang, Rabu (9/8/2023).

"Kalau tidak hati-hati nanti akan bahaya. Misalnya nanti sudah berhasil terus banyak uangnya diiming-imingi untuk menyimpan dana yang tidak jelas hati-hati, banyak sekali korbannya," lanjut Bambang.

Bambang menyebutkan bahwa untuk membentuk desa memiliki ekosistem keuangan inklusif, OJK melakukan sinergi dengan pihak Pemda maupun pihak perbankan.

"Kita di sini membangun ekosistem keuangan inklusif, jadi tidak hanya desa wisata yang mengandalkan CSR tapi juga secara struktural dapat membangun keuangan ekonomi inklusif dengan cara UMKM naik kelas ataupun sistem cashless. Ini menjadi peran OJK untuk membangunnya," ujar Bambang.

Bambang kemudian mencontohkan bahwa desa yang memiliki ekosistem keuangan inklusif tentu punya saling berkesinambungan antara pelaku usaha, perbankan, maupun pemerintah. Apabila hal ini berhasil dilakukan, desa tersebut akan memiliki ekosistem keuangan yang sehat.

"Sejauh kita onboarding UMKM praktek, kalau sudah produksi ya buat pasarnya, tentunya ada peran dari Pemkab langsung. Sejauh ini ketika berbicara industri keuangan, banyak juga seperti pinjol ilegal, investasi ilegal. Kita harus imbangi cerita industri keuangan sehat dan berkelanjutan," jelas Bambang.

Sementara itu, CEO BRI Regional Office Medan Aris Hartanto menyebutkan, peran perbankan cukup penting untuk membangun desa yang memiliki keuangan inklusif. Hal ini dapat terjadi apabila ada edukasi terkait sistem keuangan kepada masyarakat desa.

"Inikan penekanannya ekosistem, bukan hanya kita menyediakan tempat, ekosistem ini tentu lebih luas baik dari segi edukasi, literasi keuangan, ataupun cara membayar secara digital, ataupun mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan pinjaman ilegal. Ini butuh edukasi," kata Aris.

Berdasarkan data dari BRI Regional Officer Medan, pihaknya sudah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 43,9 triliun di Sumut per Juli 2023. Adapun 76,9 persen dari peminjam merupakan pelaku UMKM.

"Kami mendukung 716 kluster UMKM sebanyak 4800 orang dan juga kami turut mengembangkan 119 desa pilihan binaan. Ini sebagai wujud agar pelaku UMKM di desa-desa dapat menciptakan ekosistem keuangan inklusif," pungkasnya.


(dpw/dpw)


Hide Ads