Petani kelapa sawit di sejumlah daerah di Aceh disebut harus membeli pupuk dengan harga hampir dua kali lipat. Persoalan lain dihadapi petani yakni lahan mereka kerap diobrak-abrik gajah liar.
Anggota DPR Aceh Tarmizi SP menyebutkan, dirinya banyak menerima keluhan dari petani sawit di Daerah Pemilihan (Dapil) 10. Dapil itu meliputi Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya dan Simeulue.
Persoalan disampaikan petani mulai dari harga sawit rendah hingga ke persoalan pupuk. Menurut politikus Partai Aceh itu, harga pupuk yang ditetapkan pemerintah Rp 112 ribu perkarung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi faktanya di lapangan berkisar Rp 150 ribu sampai Rp 190 ribu per-zak," kata Tarmizi, Selasa (25/7/2023).
Menurutnya, harga pupuk yang dijual tersebut jauh dari yang ditetapkan sehingga memberatkan petani. Selain itu, masyarakat juga menghadapi persoalan gajah liar yang kerap masuk ke areal perkebunan.
"Persoalan lain gajah liar yang mengobrak-abrik lahan sawit masyarakat. Sudah harga pupuk tinggi, harga sawit rendah kemudian lahannya juga diobrak-abrik," jelas Tarmizi.
"Ini terjadi khususnya di Dapil saya Dapil 10. Nasib mereka ini jumlahnya bisa mencapai ribuan," ujar Tarmizi.
Dia berharap persoalan yang dihadapi petani sawit menjadi atensi semua pihak. Masalah itu disebut sudah berulang kali disampaikan petani ke dirinya.
"Ini menyangkut persoalan nasib petani yang terus menerus menyampaikan ke kita yang perlu kita atensi bersama," sebut Tarmizi.
(dpw/dpw)