Pemerintah Akan Atur HAP Gula, Begini Respons Petani Tebu Sumut

Pemerintah Akan Atur HAP Gula, Begini Respons Petani Tebu Sumut

Kartika Sari - detikSumut
Selasa, 30 Mei 2023 21:55 WIB
Pedagang sembako di Pasar Bendungan Hilir menyebut harga gula naik dari Rp 14.000/kg jadi Rp 16.000/kg.
Muncul wacana pemerintah akan membuat regulasi harga acuan penjualan (HAP) gula. (Foto: Dina Rayanti-detikFinance)
Medan -

Pemerintah berencana membuat regulasi Harga Acuan Penjualan (HAP) gula dalam waktu dekat. HAP itu dibuat seiring tingginya harga gula di pasar global.

Para petani tebu di Sumut pun menyambut baik regulasi tersebut. Diketahui, saat ini HAP gula di tingkat produsen seharga Rp 10.000 per kg, sedangkan di tingkat konsumen mencapai Rp 13.500 pada retail modern.

"Kalau kami ya senang sekali dan setuju ya. Ini menambah semangat para petani tebu untuk meningkatkan produksi. Seperti kita ketahui sejauh ini biaya produksi dengan harga pupuk yang tinggi, keuntungan kita jadi menipis," ungkap Ketua Petani Tebu (Petebu) Sumut Ridwan Husny kepada detikSumut, Selasa (30/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, Ridwan juga menyebutkan bahwa rendemen pada tebu juga turut berpengaruh terhadap keuntungan para petani. Rendemen tebu merupakan kadar kandungan gula di dalam tebu yang dinyatakan dalam bentuk persen.

"Faktor utama ini kan juga rendemennya, yang paling aman itu kan 6 sampai 6,5 persen. Kalau di bawah itu misalnya 3 sampai 4 persen itu kita rugi lah. Kalau HAP-nya Rp 10 ribu tapi rendemennya rendah juga tidak menguntungkan. Tingkat tawar kita ke pabrik ini kan kurang, karena yang menentukan rendemen itu pabrik gula," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Ridwan menyebutkan bahwa saat ini lahan untuk tanam tebu juga cukup sulit. Hal ini lantaran pihak PTPN IV tak lagi menyewakan lahan untuk penanaman tebu bagi para petani.

"Lahan kita untuk petani saat ini sangat kurang. Kita dulu ada kerjasama dengan PTPNuntuk mengelola tanah PTPN yang tak digunakan untuk kita sewa. Tapi sekarang ini sejak 2020, tidak ada lagi untuk dipakai lahannya. Nah, kalau petani tebu mandiri yang punya lahan sendiri paling cuma punya 1 sampai 1,5 hektare. Nah, biasanya kalau panen bisa lah mereka dapat 30 sampai 40 juta setahun," tutur Ridwan.

Minimnya lahan untuk penanaman tebu membuat hasil panen gula di Sumut terus menurun sejak tahun 2020.

"Biasanya itu ada 70 ton sampai 80 ton sebulan. Tapi semenjak tahun 2020 tidak ada kerja sama, paling hanya per spot saja. Nah, sekarang banyak juga para petani tebu yang jadi petani sawit, padi. Sudah jarang yang jadi petani tebu," ucap Ridwan.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads