Masyarakat di Krueng Barona Jaya, Aceh Besar biasa membeli LPG 3 kilogram dengan harga berkisar Rp 35 ribu hingga Rp 50 ribu pertabung. Namun dalam operasi pasar, elpiji subsidi dijual seusai Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 18 ribu.
Operasi pasar digelar di halaman Masjid Jami' Babussalam Desa Lam Ujong, Kamis (11/5/2023). Warga lintas usia terdiri dari pria dan wanita tampak ikut mengantre. Mereka membawa tabung untuk ditukar dengan yang terisi gas.
Seorang warga Muhammad Hasan (45) mengaku selama ini membeli elpiji subsidi dengan harga lebih mahal dari HET. Bahkan elpiji di sana disebut mencapai Rp 50 ribu pertabung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah, kami akhirnya menikmati juga harga gas rumah tangga Rp 18 ribu pertabung. Seperti mimpi rasanya," kata Hasan kepada wartawan.
Seorang warga lainnya, Ida juga mengungkapkan hal serupa. Dia berharap Pemerintah Kabupaten Aceh Besar rutin menggelar operasi pasar sehingga masyarakat dapat membeli elpiji dengan harga sesuai HET.
"Kalau bisa pasar murah elpiji ini bisa diadakan sebulan dua kali atau setidaknya sebulan sekali," jelas Ida.
Operasi pasar khusus elpiji 3 Kg digelar sejak awal Mei di lokasi berbeda. Pemerintah Aceh Besar menargetkan seluruh kecamatan di daerah itu dapat dilaksanakan pasar murah hasil kerjasama dengan Pertamina.
"Pak Pj bupati kita komit membantu masyarakat, itu sebabnya operasi pasar gas elpiji 3 Kg terus dilaksanakan dan diupayakan berlanjut," kata Kadis Kopumkdag Aceh Besar Darmansyah.
Menurutnya, warga setempat sudah mengantre untuk mendapatkan LPG sejak pukul 09.30 WIB. Mereka disebut mengantre dengan tertib dan tidak lupa membawa KTP sebagai syarat membeli elpiji.
"Tak hanya kaum ibu, bapak-bapak juga tak mau kalah untuk ikut mengantre mendapatkan gas elpiji yang dapat ditebus dengan harga Rp 18 ribu dengan membawa bukti KTP sebagai bukti masyarakat Kecamatan Krueng Barona Jaya," jelas Darmansyah.
(agse/afb)