Singapura menghentikan sementara impor babi dari Pulau Bulan, Batam sebagai imbas temuan African swine fever (ASF) atau flu babi Afrika pada 19 April lalu. Penghentian sementara itu dilakukan oleh Singapura Food Agency (SFA).
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang, Aris Hadiyono membenarkan adanya penghentian sementara ekspor babi dari Pulau Bulan ke Singapura. Pulau Bulan sendiri merupakan peternakan terbesar di Indonesia dan tercatat menyumbangkan 15 persen dari total keseluruhan kebutuhan impor babi di Singapura.
"Tim dari Balai Veteriner Bukittinggi, PKH Kementan, Karantina Hewan dan Dinas Provinsi akan turun besok ke Pulau Bulan untuk melakukan surveilans," kata Aris, Senin (24/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aris menyebutkan bahwa bahwa kedatangan tim tersebut ke Pulau Bulan untuk mengecek langsung ke lokasi peternakan di Pulau Bulan. Aris mengatakan pemeriksaan tim bersama itu untuk mengecek langsung laporan SFA tersebut.
"Teman-teman yang turun mau melihat dulu benar atau tidak penyakit African swine fever (ASF) atau virus flu babi Afrika. Kita juga memastikan apakah di pemotongan di Pulau Bulan atau di Singapura," ujarnya.
Aris menyebutkan hasil pemeriksaan sampel-sampel peternakan babi di Pulau Bulan dilakukan pemeriksaan di Bukittinggi, Sumbar. Hasil pemeriksaan selama ini tidak ditemukannya adanya hal yang mencurigakan.
"Selama ini sampel kan kita periksa disana. Besok pagi akan dilakukan pengecekan bersama," ujarnya.
Aris menyebutkan bahwa pemeriksaan kesehatan hewan ternak rutin dilakukan oleh pihak karantina pertanian. Hasil pemeriksaan selama ini tidak ditemukan hal yang ganjal karena menurutnya cukup baik.
"Kita rutin melakukan pengecekan. Biosecurity di Pulau Bulan cukup baik. Besok kita akan melakukan pengecekan hasilnya akan kita sampaikan," ujarnya.
(dpw/dpw)