Kebijakan pemerintah yang menyetop impor pakaian bekas dinilai akan membunuh bisnis pelaku UMKM. Sehingga kebijakan itu dinilai tak perlu buru-buru diberlakukan.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin menilai perlu ada kajian mendalam pengaruh pasar baju impor bekas ini berkaitan dengan tergerusnya usaha UMKM.
"Saya belum bisa memastikan apakah industri lokal memang benar benar dihancurkan dengan kehadiran monza tersebut. Karena sejauh ini banyak industri tekstil lokal yang hancur dikarenakan pangsa pasar ekspornya tergerus. Namun memang ada pelaku usaha UMKM yang memang perlu kita lindungi di situ. Akan tetapi kajian mendalam dibutuhkan dan tidak terburu-buru untuk memastikan apakah monza ini memiliki segmentasi pasar yang tersendiri atau justru menggerus pasar tekstil lokal," ungkap Gunawan kepada detikSumut, Senin (20/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gunawan mengakui bahwa saat ini banyak meredupnya usaha tekstil lantaran berkaitan dengan resesi global yang berpengaruh terhadap ekspor barang.
"Karena memang banyak industri tekstil sekarang yang terpuruk seiring dengan ancaman resesi global yang kian memburuk belakangan ini. Dan setahu saya monza ini sudah ada sejak tahun 90-an di Kota Medan," ujarnya.
Gunawan juga menyebutkan bahwa dirinya sudah melakukan survei kepada para pedagang baju impor bekas. Ia menilai pasar ini ternyata mampu menyerap begitu banyak tenaga kerja khususnya di Sumut.
"Kehadiran monza di Sumut, itu tentunya sudah menyerap banyak tenaga kerja khususnya pedagang. Bahkan saya juga telah melakukan observasi terkait monza di beberapa pasar mingguan (pekanan) serta di Pajak Melati. Ternyata kehadiran pedagang monza itu menjadi salah satu daya tarik yang paling besar buat pengunjung datang ke pajak atau ke pasar," jelasnya.
Gunawan menyebut pasar barang bekas ini mampu mendominasi sebagai kebutuhan masyarakat setelah kebutuhan pokok.
"Dari pekanan yang selalu tersedia pasar monzanya, ternyata monza itu menjadi prioritas belanja kedua setelah makanan pokok. Dan dari wawancara pedagang sepatu baru bermerek, mereka juga kerap menemukan pembeli yang membandingkan antara harga pakaian baru atau sepatu baru dengan monza. Dari 10 pembeli setidaknya ada 8 yang membanding bandingkan harga serta kualitas antara yang baru dengan monza," kata Gunawan
"Jadi monza ini telah mengambil pangsa pasar yang signifikan dalam peredaran barang kebutuhan pakaian dan sepatu di Sumut," pungkasnya.
(astj/astj)