.webp)
Ekonom Sumut Gunawan Benjamin menyebut bisnis Wedding Organizer di Sumut mampu tumbuh di tengah resesi global saat ini. Ia menyebut bisnis ini akan semakin menggeliat setelah pelonggaran PPKM.
"Bisnis wedding organizer selama menyasar masyarakat menengah ke atas, saya yakin bisnis ini masih akan mampu tumbuh di tengah ancaman resesi ekonomi global seperti sekarang ini. Ditambah lagi pembatasan aktivitas masyarakat (PPKM) yang sudah tidak lagi diberlakukan. Ini mendorong mobilitas masyarakat, dan tentunya menjadi pendorong animo masyarakat mengadakan pesta besar," ungkap Gunawan, Sabtu (18/3/2023).
Terlebih, Gunawan menyebut banyak hotel yang saat ini memberikan banyak promo. Hal ini membuat geliat bisnis WO semakin tumbuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ditambah lagi sejumlah hotel belakangan ini juga memberikan banyak promosi atau diskon harga untuk perayaan kegiatan sejenis. Ini yang membuat bisnis WO tetap bisa tumbuh di tengah perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini. Tetapi untuk kelas masyarakat yang termasuk dalam golongan ekonomi menengah ke atas," ujarnya.
Lanjutnya, Gunawan menyebut geliat bisnis WO dapat terus tumbuh dengan memberikan tawaran promo yang murah namun tetap memberikan kesan mewah.
"Nah di tengah situasi ekonomi yang mengalami perlambatan, memang baiknya WO ini berkreasi dengan memberikan tawaran acara dengan low budget namun tetap terkesan mewah. Untuk mensiasati agar animo masyarakat menggunakan jasa WO tetap terjaga," kata Gunawan.
Sementara itu, saat ini banyak WO yang gencar melakukan Wedding Expo untuk dapat menggaet calon pasangan. Diantaranya dengan melakukan kerjasama dengan para vendor.
The Marriage Story, salah satu WO di Kota Medan mengakui bahwa bisnis jasa pernikahan tahun ini diprediksi semakin bergeliat. Mak dari itu, pihaknya sengaja memilih mengadakan wedding expo pada 16-19 Maret 2023 di Selecta Convention untuk memikat calon pengantin karena umumnya banyak pasangan yang melakukan pernikahan setelah Idul Fitri atau hari besar keagamaan yang lain.
"Kita sengaja buat expo sebelum Ramadan, kita ingin calon pengantin yang merencanakan pernikahannya after Lebaran bisa melihat dan berinteraksi langsung dengan vendor-vendor terbaik di bidangnya. Selain itu, juga untuk memenuhi minat yang tinggi dari calon pengantin dalam menghadiri acara seperti ini," ungkap Director The Marriage Story, Reni Mait.
Reni menyebutkan bahwa di pameran kali ini melibatkan tiga divisi yakni The Signature Event Planner, The Marriage Story dan The Prime Conceptor. Dalam kolaborasi itu, mereka mengundang dua pasar sekaligus, yaitu pasar pernikahan Tionghoa dan pernikahan tradisional Indonesia.
"Ada sekitar 50-an vendor yang terlibat pada Wedding Expo kali ini. Juga ada vendor FnB yang sudah familiar. Target penjualan Rp 3 miliar. Cara bertransaksi dibebaskan," tuturnya.
Adapun vendor dalam Wedding Expo kali ini diikuti oleh Paulina Florist Gift & Decoration, Brides of Dejavu, Sheerss, Cloverdale, Kana, Safari, Jookutsu, Wonghang, VN Couture, Meraki Photography, Visual FX Studio, JA Medical Skincare, Epixpro, Infinite Production, Broadway, Saturama, Twaga, Sherly Suwindra, Prodia, Lishella Chan, CC Production, dan lainnya.
Perwakilan Sherly Suwindra, tempat jasa rental gaun, Maya mengungkapkan bahwa minat pasar Chinese Wedding di Kota Medan masih cukup besar, terlebih setelah pandemi. Bahkan, pakaian tradisional Chinese Wedding masih cukup banyak digemari oleh pengantin muda.
"Pasangan muda banyak juga untuk memilih pakai Cheongsam untuk perempuan dengan ada pemandangan di baju pernikahan. Selain itu juga ada motif naga, burung yang memang punya makna dalam Cheongsam ini," kata Maya.
Nah, detikers yang berencana akan menikah tahun ini juga akan dapat promo menarik melalui Wedding Expo dari The Marriage Story hingga akhir pekan ini.
(afb/afb)
