Bank Indonesia Kpw Sumut mengkurasi 350 UMKM (online dan offline) untuk ikut ajang Karya Kreatif Sumatera Utara (KKSU). Jumlah ini naik dibanding tahun lalu sebesar 230 UMKM.
"Yang hadir di dalam acara ini, baik secara online maupun secara offline itu adalah yang lolos kurasi berjumlah 350 UMKM naik dari 230 UMKM tahun. Jadi kelihatan indikatornya dari sisi aktivitas, produksi udah meningkat dan tadi juga ditambahkan lagi sisi pembiayaan. Pertumbuhan KUR itu jauh lebih tinggi daripada prediksi. Dan juga tadi minat perbankan untuk memberikan pembiayaan kepada UMKM meningkat," ungkap Kepala BI Kpw Sumut Doddy Zulverdi dalam acara Karya Kreatif Sumatera Utara di Atrium Plaza Medan Fair, Jumat (17/3/2023).
Doddy menyebutkan bahwa ada 6 bank yang ikut berkomitmen menyalurkan Rp 30 miliar untuk membantu pembiayaan UMKM di Sumut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Minat perbankan untuk menyalurkan pembiayaan kepada UMKM pun meningkat. Di kegiatan ini saja, ada sebanyak Rp 30 miliar komitmen pembiayaan yang disalurkan oleh enam bank yang ikut dalam gelaran ini. Kita harap tahun ini capaian penjualan di KKSU ini bisa lebih besar dari tahun lalu (Rp5,24 miliar), setidaknya bisa naik 50 persen," ujarnya.
Melalui event ini, Doddy berharap agar para pelaku UMKM di Sumut mendapat bantuan permodalan tanpa harus meminjam dengan bunga besar kepada pihak lain.
"Kalau kita salah satunya terus beri peluang UMKM untuk tidak terjebak pada sumber-sumber (pinjaman) dana yang (bunga pinjaman) mahal itu," ujarnya.
Dalam acara KKSU ini, Doddy menargetkan perputaran uang lebih dari Rp 5 miliar untuk penjualan secara online maupun offline.
"Tahun lalu kan dari kegiatan kita berhasil mendatangkan omzet penjualan kurang lebih Rp 5 miliar. Yang kita harapkan naiklah, 10 persen minimum kan ya dari penjualan ini. Karena kita melakukan baik secara offline dan onlinenya juga hidup," kata Doddy.
Dalam acara KKSU ini, ada begitu banyak para pelaku UMKM yang menampilkan produk-produknya mulai dari kuliner, busana, aneka aromaterapi, dan lainnya. Seluruh produk ini hadir dari seluruh UMKM di Sumut.
Di samping itu, Doddy akui, saat ini masih banyak UMKM yang belum memiliki catatan keuangan yang rapi. Terkait hal ini, Doddy menyebutkan bahwa pihak Departemen UMKM BI menghadirkan aplikasi SI APIK.
"Departemen UMKM BI juga di pusat juga punya aplikasi yang disebut sebagai APIK. Si APIK itu adalah sistem informasi semacam apps ya yang bisa didownload dari Play Store dan lain-lain. Itu yang sifatnya suatu aplikasi untuk pencatatan keuangan yang simple sehingga nanti bisa bisnis kecil seperti UMKM ini, dia bisa setidaknya yang basic kan mencatat penjualan pembelian," jelasnya
"Sehingga nanti catatan itu bisa menjadi dasar bagi perbankan bisa pemberian kredit karena kan selama ini umkm pertama bikin usahanya masih belum jelas kedua juga catatan laporannya enggak ada. Makanya jadi enggak punya dasar untuk memberikan kredit," pungkas Doddy.
(afb/afb)