Pengapalan Ekspor Karet di Sumut Turun gegara Kekurangan Bahan Baku

Pengapalan Ekspor Karet di Sumut Turun gegara Kekurangan Bahan Baku

Kartika Sari - detikSumut
Kamis, 09 Mar 2023 03:59 WIB
Ilustrasi untuk impor atau ekspor.
Ilustrasi Ekspor (Foto: Andy Li/Unsplash)
Medan -

Pengapalan ekspor karet mengalami penurunan bulan Februari 2023. Penurunan ini bahkan mencapai 7 persen dibanding Januari 2023.

"Realisasi ekspor karet dari Sumatera Utara untuk pengapalan Februari 2023 menurun 7% menjadi 27.516 ton MoM dibandingkan Januari 2023," ungkap Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah, Rabu (8/3/2023).

Edy menyebutkan penurunan produksi karet ini terjadi lantaran sudah memasuki fase gugur daun. Biasanya hal ini terjadi setiap tahunnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penurunan ini diutamakan karena perkebunan karet Sumatera Utara saat ini memasuki fase gugur daun yang berdampak pada penurunan produksi. Gugur daun ini adalah gugur daun alami yang terjadi setiap tahun, mulainya berbeda di setiap daerah seperti Januari-Maret, dan berakhirnya juga bervariasi yaitu Maret-April," jelasnya.

Berdasarkan data dari Edy, penurunan ekspor karet juga terlihat melalui data secara tahunan. Adapun volume ekspor Januari-Februari 2023 sebanyak 61.305 ton atau menurun 7,4% pada periode yang sama pada tahun 2022.

ADVERTISEMENT

Pada bulan Februari, Gapkindo melihat Jepang kembali memuncaki negara tujuan ekspor terbesar mencapai 30,1 persen atau 82 ton. Kemudian diikuti oleh Amerika Serikat dengan persentase 20,6 persen atau 56 ton.

Kemudian ada Turki dengan persentase 86 persen atau sebanyak 23 ton, kemudian ada China dengan persentase 7,9 persen atau sebanyak 21 ton, dan Kanada dengan persentase 6,5 persen atau sebanyak 17 ton.

Dengan adanya musim gugur daun ini, Edy menilai pengapalan masih tersendat dengan keterbatasan bahan baku yang akan dikirim.

"Ekspor untuk pengapalan Maret 2023 diperkirakan masih stagnan karena kondisi bahan baku masih kurang. Dengan perkataan lain, bila ada peningkatan permintaan tidak dapat diimbangi dengan ketersediaan bahan baku karena produksi dari kebun karet yang ada di Sumatera Utara sebagian masih dalam fase gugur daun sehingga produksinya rendah," jelasnya.

Sementara itu, diketahui untuk Harga TSR20 di bursa berjangka Singapura (SGX) pada 7 Maret sebesar 139,1 sen AS per kg atau naik 0,3 sen AS dibandingkan harga rata-rata Februari.




(afb/afb)


Hide Ads