Inflasi Sumut 1,50 Persen, Tomat dan Cabai Merah Pemicu Utama

Inflasi Sumut 1,50 Persen, Tomat dan Cabai Merah Pemicu Utama

Kartika Sari - detikSumut
Senin, 02 Jan 2023 16:13 WIB
Harga pangan di Jakarta seperti cabai merah dan lain-lain terpantau naik di awal tahun 2023. Informasi ini disampaikan situs Pemprov DKI Jakarta.
Foto: Andhika Prasetia/detikcom)
Medan -

Laju pergerakan harga atau inflasi di Sumatera Utara (Sumut) pada Desember 2022 mencapai level 1,50 persen. Kenaikan harga cabai merah dan tomat menjadi pemicu.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, dari kota IHK di Sumut, Kota Gunungsitoli memegang inflasi tinggi sebesar 1,79 persen. Selanjutnya ada Pematang Siantar sebesar 1,61 persen, Medan sebesar 1,54 persen, Sibolga sebesar 1,44 persen dan Padang Sidimpuan sebesar 0,64 persen.

"Inflasi gabungan 5 kota IHK pada bulan Desember ini tercatat sebesar 1,5 persen. Inflasi ini relatif lebih tinggi dibanding nasional yang tercatat 0,56 persen," ungkap Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin, Senin (2/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, berdasarkan golongan kelompok diantaranya ada makanan, minuman, dan tembakau yang menyumbang inflasi tertinggi secara bulanan sebesar 1,38 persen. Sementara itu, secara tahunan, kelompok ini menyumbang inflasi sebesar 2,37 persen.

Dikatakan Nurul, ada beberapa faktor penyumbang inflasi, di antaranya kenaikan harga tomat dengan andil inflasi sebesar 0,17 persen, cabai merah 0,12 persen, ikan dencis sebesar 0,11 persen, daging ayam ras 0,09 persen dan telur ayam ras 0,09 persen.

ADVERTISEMENT

"Inflasi tertinggi itu dari tomat sebesar 0,17 persen dan kemudian ada cabai merah sebesar 0,12 persen," ujarnya.

Sementara itu, ada beberapa komoditas yang menyumbang deflasi di antaranya bawang merah deflasi 0,02 persen, buah naga deflasi 0,01 persen, sabun cair deflasi 0,01 persen, daging babi 0,01 persen, dan pengharum ruangan deflasi sebesar 0,01 persen.




(dpw/dpw)


Hide Ads