Bulog telah menggelontorkan sebanyak 40 ribu ton beras melalui skema operasi pasar (OP), untuk meredam harga beras di Sumatera Utara (Sumut). Bulog mengklaim, langkah itu mampu menekan inflasi akibat kenaikan harga beras.
"Program ini terbukti bisa menahan lonjakan harga beras di pasar terlebih saat kenaikan harga BBM," ungkap Kepala Bulog Sumut Arif Mandu, Rabu (9/11/2022).
Dia menyebut, adapun kuota beras untuk operasi pasar yang disiapkan tahun ini sebanyak 48 ribu ton. Hingga 3 November 2022, sebanyak 40.004 kg telah disalurkan. Kuota akan ditambah jika permintaan melebihi target.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau permintaan nantinya sudah di atas target melebih 48 ribu ton, maka Bulog akan menambah pasokan," ujarnya.
Berdasarkan data dari Bulog Sumut, saat ini beras kualitas medium dipatok seharga Rp 9.000- Rp 10.000 per kg untuk di pasar. Sementara beras premium seharga Rp 11.000-13.000 per kg.
"Kalau untuk harga beras premium mengikuti mekanisme pasar," tuturnya.
Baca juga: Ekonomi Sumut Tumbuh 4,97 Persen |
Dikatakan Arif, program KPSH sendiri tak akan menganggu pasokan karena untuk stok beras, Bulog memiliki sebanyak 14.069 ton. Ia menyebutkan bahwa hingga saat ini pihaknya masih menyerap hasil panen dari para petani dan mendapat pasokan dari pusat.
Selain beras, pasokan komoditi lainnya terpantau aman seperti stok gula pasir di Bulog masih sebanyak 138,73 ton per 7 November 2022. Kemudian ada minyak goreng sebanyak 106.275 liter, dan daging sapi sebanyak 91 ton.
Hanya saja, klaim Bulog itu berbeda dengan data yang dirilis BPS. Beras tercatat sebagai komoditas terbesar ketiga penyumbang inflasi di Sumut pada Oktober 2022. Inflasi komoditas beras di Sumut berada di level
0,21 persen.
(dpw/dpw)