Andi Arief Menilai Elektabilitas-Popularitas Pendamping Anies Penting

Nasional

Andi Arief Menilai Elektabilitas-Popularitas Pendamping Anies Penting

Tim detikNews - detikSumut
Minggu, 30 Okt 2022 16:04 WIB
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief saat memberikan keterangan, Kamis (30/6/2022).
Andi Arief. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Medan -

Ketua Badan Pemenang Pemilihan Umum (Bappilu) Partai Demokrat (PD) Andi Arief menilai elektabilitas dan popularitas cawapres pendamping Anies penting. Menurut Andi Arief, pendamping Anies harus mampu mendongkrak suara di Pemilihan Presiden (Pilpres) mendatang.

"Jawaban saya bahwa apa yang dikemukakan Pak JK adalah salah satu opsi, tapi juga harus kita hitung dengan matang, dalam arti bahwa apakah pembantu presiden itu dapat mendongkrak suara? Belum tentu, karena seorang yang paling dekat saja, wapres bahkan presiden di Indonesia itu pernah kalah, Ibu Megawati kalah di 2009, Pak JK kalah di 2009, kemudian Pak Hamzah Haz kalah di 2004," kata Andi Arief kepada wartawan, Sabtu (29/10/2022) seperti dilansir dari detikNews.

Kemudian Andi Arief mencontohkan sebagai wakil, pembantu presiden yang pernah ada adalah Boediono. Andi Arief menceritakan pengalaman Demokrat mencalonkan Boediono sebagai wapres pendamping Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Posisi cawapres menurut Andi Arief penting untuk meningkatkan suara nantinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenapa Pak Boediono bisa menang dengan SBY? Karena pada waktu itu surveinya sangat tinggi, Pak SBY sudah 60 persen, sehingga menjadi pertimbangan untuk diajak bersama-sama. Nah, di wakil ini cukup penting ya, seorang gubernur saja untuk menjadi wakil ini belum terbukti, belum terbukti juga bisa menjadi seorang wakil presiden dari beberapa capres pilihan presiden yang pernah ada," ujarnya.

Sehingga menurut Andi Arief popularitas dan elektabilitas cawapres yang nantinya digandeng Anies penting dalam koalisi. Namun, saran JK ini akan menjadi bahan diskusi di dalam internal Koalisi Perubahan.

ADVERTISEMENT

"Sekali lagi tanpa elektabilitas tanpa popularitas tidak mungkin, kita memilih dulu, baru kita laksanakan survei itu tidak mungkin. Jadi elektabilitas popularitas itu penting, kan namanya pilpres itu ingin berkuasa, hitung dulu bagaimana cara berkuasa, baru kemudian kita hitung menang ya, saya kira Pak JK akan sangat mahir soal ini," ucap Andi Arief.

"Tapi baiklah nggak apa-apa itu bisa dibicarakan di koalisi, kita beradu argumentasi ya," imbuhnya.

Jusuf Kalla sebelumnya menyarankan bakal capres 2024 Anies Baswedan memilih cawapres yang tak populer namun berpengalaman dalam membantu presiden. Jusuf Kalla menyebut Anies perlu mempertimbangkan cawapres yang berpengalaman, sementara popularitas dinomor sekian.




(bpa/bpa)


Hide Ads