Dalam meningkatkan sinergi dan komitmen bersama dalam menjaga inflasi, Pemerintah Sumbar bersama Bank Indonesia Perwakilan Sumbar mencanangkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sumbar, di Auditorium Gubernuran, Jl. Sudirman, Padang, Senin (19/9). Hal tersebut dilakukan sesuai arahan Presiden RI pada Rapat Pengendalian Inflasi di Istana Negara 12 September lalu.
Pencanangan yang dibuka oleh Gubernur Bank Indonesia diwakili oleh Asisten Gubernur BI, Dwi Pranoto ditandai dengan penabuhan gendang secara bersama oleh Gubernur Sumbar Buya Mahyeldi, Asisten Gubernur BI Dwi Pranoto, Kepala Perwakilan BI Sumbar Wahyu Purnama, Deputi 1 Bidang Ketersediaan, serta Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional I Gusti Ketut Astawa, dan Forkopimda Sumbar.
Pencanangan GNPIP yang juga dilakukan secara nasional tersebut ditandai dengan penandatanganan komitmen dukungan GNPIP oleh gubernur, dan diikuti kepala daerah se-Sumbar yang hadir. Dilanjutkan dengan penyerahan bibit cabe, pupuk organik, dan rumah kompos kepada 8 KWT di Sumbar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, dalam pencanangan tersebut juga dilakukan penandatanganan kerja sama pembukaan klaster baru cabai merah antara Perwakilan Bank Indonesia Sumbar dengan Pemkab Tanah Datar dan penyerahan bibit cabai untuk 44 kelompok tani.
Menurut Gubernur Sumbar Buya Mahyeldi, Pencanangan GNPIP merupakan salah satu bentuk komitmen Pemerintah Daerah Sumatera Barat, Forkopimda, beserta seluruh stakeholders terkait dalam menjaga kestabilan inflasi komoditas pangan dan menjaga daya beli masyarakat.
Lebih lanjut, kata dia, Upaya pengendalian inflasi yang dilakukan meliputi berbagai rangkaian kegiatan di antaranya pencanangan gerakan menanam cabai di pekarangan serta pembukaan pasar murah serentak di kabupaten dan kota.
"Semoga sinergi pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan ini dapat menjadi komitmen bersama yang juga dilaksanakan oleh kabupaten dan kota dan tentunya tetap berkoordinasi dengan pemerintah pusat," ujar Gubernur Sumbar Buya Mahyeldi dalam keterangan tertulis, Selasa (20/09/2022).
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Sumbar Wahyu Purnama menyebut pencanangan GNPIP sebagai upaya mitigasi kenaikan pangan, agar lebih stabil, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mewujudkan masyarakat Sumbar yang madani.
"Inflasi didorong kenaikan harga pangan, sebagai dampak keterbatasan pasokan akibat curah hujan tinggi dan kenaikan harga pakan unggas dan pupuk. Ditambah lagi tarif angkutan udara yang tinggi. Tantangan terbaru adalah adanya penyesuaian bbm bersubsidi," ungkap Wahyu.
"Oleh sebab itu perlu kolaborasi intensif TPID terutama komitmen penguatan ketahanan pangan. GNPIP adalah bagian dari upaya mendorong produktivitas pangan supaya harga terkendali," sambungnya.
Hal senada juga disampaikan Asisten Gubernur BI, Dwi Pranoto. Menurutnya, tiga poin penting yang harus dilakukan adalah inisiasi kerjasama antar daerah berupa G2G, optimalisasi peran Toko Tani Indonesia Center (TTIC), serta penguatan produksi, dan hilirisasi.
Sementara itu, Deputi 1 Badan Ketahanan Pangan Nasional I Gusti Ketut Astawa mengatakan GNPIP sangat penting dalam menekan inflasi. Disamping itu, I Gusti meminta pemerintah daerah ke depannya melakukan identifikasi kebutuhan pangan, serta pendataan cadangan pangan agar mencukupi sebagai antisipasi dan intervensi jika diperlukan.
Sebagai informasi, usai pencanangan Gubernur bersama pejabat melakukan penanaman bibit cabai di halaman rumah dinas gubernur. Dilanjutkan dengan peninjauan bazar murah di halaman Kantor Gubernur Sumbar yang berlangsung hingga 22 September mendatang.
(fhs/ega)