Penerapan wajib daftar aplikasi MyPertamina untuk membeli BBM Subsidi di Bengkulu menyisakan masalah. Warga kesal karena data di aplikasi kadang error dan bersalahan yang justru membuat mereka tak bisa mengisi BBM.
Salah seorang warga, Arman Suri bahkan sempat ribut dengan petugas SPBU saat hendak mengisi minyak. Dalam aplikasi itu tertera dia sudah mengisi BBM di Curup, Kabupaten Rejang Lebong.
"Tadi pagi saya mengantre di SPBU. Setelah cukup lama ngante, ketika menunjukkan STNK, kata petugas tadi pagi mobil dengan BD 1712 LA sudah melakukan pengisian BBM di SPBU Curup Kabupaten Rejang Lebong," katanya kepada detikSumut, Jumat (9/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, katanya, dia sudah dua bulan tak ke Curup. Lagian daerah itu cukup jauh sehingga berdasarkan hitung-hitungan waktu tempuh, tak mungkin dia ada di Bengkulu pada jam 10.00 WIB sementara pada aplikasi dia disebut mengisi Pertalite di Curup pada pukul 09.17 WIB.
Namun pihak SPBU tetap ngotot tak mau mengisi BBM ke mobilnya. Arman bahkan sempat ribut dengan petugas dan supervisor SPBU. Karena antrean masih panjang, dia memilih pergi tanpa mengisi BBM.
"Sistem pembelian BBM ini mau pakai aplikasi My Pertamina atau secara manual, yang jelas sistemnya amburadul. Masyarakat kecewa dan saya merasa dirugikan karena selain habis. Waktu menunggu antrean hingga akhirnya tidak terlayani," terang Arman.
Hal senada juga dialami warga Kota Bengkulu lainnya, yang menceritakan saat mengisi BBM di SPBU, ketika mencoba untuk scan barcode my pertamina. Ternyata aplikasinya lemot sehingga memperlama dan memperjang antrean.
"Aplikasinya sering lemot, dan ini jelas menghambat proses pembelian BBM di SPBU sementara yang antri semakin panjang," demikian Iwan.
Senior Supervisor Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Haris Yanuanza menjelaskan, terkait adanya laporan yang terjadi di SPBU Kota Bengkulu akan segera ditindak lanjuti, karena aplikasi MyPertamina sedang uji coba.
"Akan kita tindak lanjuti kejadian yang terjadi di SPBU KM 6,5 , saat ini memang Pertamina masih melakukan uji coba aplikasi," kata Haris.
Haris meminta agar masyarakat bisa lebih bersabar dalam menggunakan aplikasi itu karena program ini membantu pemerintah mengontrol penggunaan pembelian BBM bersubsidi.
(dpw/dpw)