Partai Demokrat (PD) Sumatera Utara mengkritik kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menaikkan harga BBM bersubsidi. Padahal di saat bersamaan harga minyak dunia justru mengalami penurunan.
"Kebijakan terhadap naiknya harga BBM subsidi pada saat yang tidak tepat, di saat harga minyak dunia turun Pemerintah justru menaikkan harga BBM subsidi. Kita minta kebijakan itu dibatalkan," ujar Ketua DPD Partai Demokrat Sumut M Lokot Nasution, melalui keterangan tertulis, Kamis (8/9/2022).
Lokot menjelaskan ada tiga alasan Partai Demokrat menolak kenaikan harga BBM. Pertama, tentu soal harga minyak dunia yang turun dari US$ 85 menjadi US$ 80 per barel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan kedua yakni kebijakan menaikkan harga BBM dilakukan saat inflasi sedang tinggi. Khusus di Sumut, inflasi menyentuh 5,3 persen. Sehingga dia menilai kondisi ini akan membuat situasi rakyat semakin tidak baik.
Adapun imbas langsung dari kenaikan harga BBM adalah naiknya tarif transportasi konvensional dan online, harga spare part kendaraan, sembako dan jasa lainnya. Sementara, kondisi hari ini pasar untuk penjualan produk domestik kita masih sangat lesu.
"Alasan terakhir, kita belum sepenuhnya pulih akibat kondisi pandemi COVID-19. Di mana kalangan pengusaha baru saja menata ulang usahanya, kini dibebankan dengan kondisi pasar yang belum pulih dan ditambah kenaikan harga-harga yang cukup siginifikan. Untuk itu, kami dari Partai Demokrat akan terus hadir untuk memenuhi harapan rakyat, dan terus berkoalisi dengan rakyat," paparnya.
Lokot menegaskan, melalui seluruh anggota DPRD kabupaten, kota dan provinsi yang jumlahnya sebanyak 113 orang di tambah tiga orang perwakilan di DPR RI, akan terus bersuara untuk menurunkan kenaikan harga BBM dan mencari solusi untuk membantu rakyat, dengan cara mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah.
"Kami juga siap menampung aspirasi masyarakat di kantor DPD Partai Demokrat Sumut Jalan Sudirman No. 12, Medan. Komitmen kami adalah terus ada untuk memenuhi harapan rakyat," katanya.
Diketahui kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi juga ditentang oleh kalangan mahasiswa. Mulai dua hari lalu secara bergantian mahasiswa di penjuru negeri ini melakukan aksi penolakan kenaikan harga BBM, bahkan ada yang sampai menimbulkan kericuhan.
(astj/astj)