Ekonom Nilai Angkot-Motor Tetap Harus Disubsidi Jika BBM Naik

Ekonom Nilai Angkot-Motor Tetap Harus Disubsidi Jika BBM Naik

Kartika Sari - detikSumut
Senin, 22 Agu 2022 21:18 WIB
Petugas melayani pengisian BBM di SPBU Pertamina 31.40101 di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (16/4/2022). Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat memastikan stok BBM dan LPG selama Ramadhan hingga arus mudik lebaran Idul Fitri aman dan saat ini seluruh infrastruktur telah disiagakan meliputi delapan Terminal BBM, lima Terminal LPG, lima depot pengisian pesawat udara dan lebih dari 1900 lembaga penyalur BBM se-Jawa Bagian Barat serta lebih dari 38 ribu lembaga penyalur LPG. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/wsj.
Ilustrasi pengisian BBM (Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Medan -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut akan mengumumkan kenaikan BBM jenis Pertalite dan Solar dalam waktu dekat. Pemerintah diminta untuk membuat pengecualian terhadap angkutan umum dan sepeda motor, agar kenaikan harga BBM tidak terlalu memberatkan masyarakat.

Ekonom Sumut, Wahyu Ario Pratomo menilai harga BBM sudah sewajarnya mengalami kenaikan. Sebab, tingginya harga minyak dunia, dan saat ini berada di atas US$100 per barrel.

"Dengan jumlah kendaraan bermotor yang semakin besar, pasti akan menyebabkan subsidi negara semakin membengkak. Ditambah lagi masyarakat yang berkemampuan juga masih menikmati penggunaan bahan bakar bersubsidi," ungkap Wahyu, Senin (22/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikatakan Wahyu, kenaikan tarif ini dilakukan agar uang negara dapat dialihkan untuk pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia. Terkait hal ini, Wahyu setuju jika subsidi bahan bakar dapat dikurangi, terlebih saat ini negara masih defisit anggaran karena penerimaan nya yang masih lebih kecil dibandingkan belanjanya.

"Tentunya kita semua tidak berkeinginan kalau nanti subsidi yang terus bertambah harus didanai dengan utang luar negeri. Oleh karena itu pemerintah sebaiknya mengurangi subsidi bahan bakar dengan cara menaikkan harga bahan bakar seperti Pertalite dan Solar," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Namun begitu, Wahyu mengatakan bahwa akan lebih bijak jika hanya kendaraan umum dan sepeda motor yang menerima subsidi pertalite dan solar.

"Kalau peraturan batasan sampai dengan kendaraan 1.500 CC, hal itu juga masih belum tepat karena banyak masyarakat yang berpenghasilan cukup tinggi juga memiliki mobil tersebut. Tetapi kalau untuk kendaraan umum, transportasi barang dan sepeda motor tidak dinaikkan, dampaknya akan lebih rendah terhadap inflasi," tuturnya.

"Jadi negara sebaiknya memberikan subsidi kepada kendaraan yang produktif seperti kendaraan umum dan transportasi barang agar subsidi yang menjadi tanggungan negara menjadi lebih tepat sasaran dan diharapkan tidak akan memberikan dampak terhadap inflasi," pungkasnya.

Presiden Jokowi yang Akan Umumkan Kenaikan BBM. Baca Halaman Selanjutnya:

Pemerintah memastikan harga BBM jenis Pertalite akan naik. Presiden Jokowi rencananya akan mengumumkan langsung kenaikan harga BBM bersubsidi itu.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut jumlah kenaikan harga Pertalite masih dihitung. Kenaikan ini dilakukan agar beban APBN tidak terlalu terbebani.

"Menaikkan harga Pertalite yang kita subsidi cukup banyak dan juga itu solar, modeling ekonominya (hitung-hitungan) sudah dibuat. Nanti mungkin minggu depan Pak Presiden akan umumkan mengenai apa dan bagaimana mengenai kenaikan harga ini," ujar Luhut dikutip dari detikFinance Jumat (19/8/2022).

Politikus Partai Golkar itu mengatakan selama ini pun Jokowi sudah mengeluarkan berbagai indikasi bila subsidi tak lagi bisa ditahan.

"Presiden sudah indikasikan sudah tak mungkin kita pertahankan terus demikian," tegasnya.

Menurutnya, saat ini harga BBM yang ada di Indonesia sangat murah bila dibandingkan dengan berbagai negara di dunia. "Kita ini harga BBM paling murah se kawasan ini, kita jauh lebih murah dari yang lain. Itu (subsidi BBM) terlalu besar kepada APBN kita," sebut Luhut.

Luhut bilang pemerintah mau menurunkan beban subsidi jauh di bawah Rp 502 triliun seperti sekarang. Berbagai langkah juga disiapkan untuk membuat hal tersebut bisa terjadi.

Misalnya saja pengalihan kendaraan dari berbasis BBM jadi berbasis listrik, hingga penggunaan bensin campuran kelapa sawit B40.

"Karena kemarin subsidi kita Rp 502 triliun, kita harap bisa ditekan ke bawah. Misalnya dengan pengurangan motor dan mobil combustion diganti listrik, kemudian B40," sebut Luhut.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Sejoli Ini Modif Tangki Sedan Jadi 100 Liter Demi Dapat BBM Subsidi"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)


Hide Ads