Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) Perwakilan Sumatera Utara mengungkapkan bahwa saat ini produksi kopi menurun hingga 50 persen dibanding tahun sebelumnya. Penurunan ini imbas dari faktor cuaca yang tidak menentu di daerah perkebunan kopi.
"Oleh karena itu, karena curah hujan yang kian tidak menentu sehingga membuat para petani tidak dapat memprediksi tanaman kopinya," ungkap Ujiana, Rabu (13/7/2022).
Dengan fenomena seperti ini, Ujiana mengatakan harus ada pergerakan tersusun agar hasil panen biji kopi dapat terus berkembang baik baik dari kuantitatif maupun kualitatif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai Ketua Dewan Kopi Sumut, Ujiana mengatakan ingin bekerjasama dengan para petani maupun stakeholder agar kopi asal Sumut dapat semakin diminati baik di nasional maupun mancanegara.
Dikatakannya, dalam jangka pendek Dekopi juga berencana untuk menggunakan sistem resi gudang. Adapun sistem resi gudang ini guna pembelian komoditi kopi agar disamping peduli dengan petani, harga kopi juga lebih kompetitif.
"Sehingga kita berusaha nanti dengan pemerintah, karena kita sendiri kurang memiliki untuk modal besar membeli kopi para petani, sehingga nantinya kenapa Dekopi kerjasama dengan pemerintah, maka Dekopi yang akan membeli kopi-kopi petani agar harga bersaing," jelas Ujiana.
Sedangkan untuk jangka panjang, Ujiana juga berencana akan membuat Plaza Kopi Indonesia di Sumut karena produk kopi Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara.
"Kopi kita selalu dicari, nantinya kalau sudah ada Plaza Kopi Indonesia, negara tetangga pastinya akan lebih senang belanja kopi di Sumut atau di Kota Medan sehingga bisa meningkatkan PAD," ucap Ujiana.
(afb/afb)