Segini Harga Cicak Kering yang Diekspor ke Hong Kong

Sumatera Barat

Segini Harga Cicak Kering yang Diekspor ke Hong Kong

Jeka Kampai - detikSumut
Kamis, 16 Jun 2022 19:27 WIB
Cicak kering yang akan diekspor ke Hong Kong. (Foto: Jeka Kampai)
Cicak kering (Foto: Jeka Kampai)
Padang -

Cicak kering menarik perhatian, karena menjadi komoditas ekspor baru yang cukup menjanjikan. Eksportir asal Kota Padang bahkan sudah dua kali mengekspor cicak kering ke Hong Hong.

Ekspor cicak kering itu dilakukan melalui Balai Karantina Pertanian Padang. Pertama, 330 kilogram pada 21 Mei 2022. Kedua, 670 kilogram pada 15 Juni 2022.

Berapa harganya di pasaran?. Doni Editiawarman, eksportir cicak kering dari Padang menyebutkan, hewan melata itu bernilai tinggi.

"Kalau dari warga dan para pengumpul, kami bisa ambil (beli) antara Rp 80 hingga Rp 100 ribu per kilogram," kata Doni dalam perbincangan dengan detikSumut, Kamis (16/6/2022).

Doni mengaku mendapatkan cicak-cicak tersebut dari para pengumpul di berbagai daerah, mulai dari Medan hingga Pulau Jawa.

"Kita ambil dari berbagai daerah. Dari Jawa, dari Medan dan daerah lainnya," jelas Doni.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Cicak yang dikumpulkan itu kemudian dikirim ke Hong Kong, guna memenuhi permintaan dari sana.

Meski tidak menyebut harga pasaran ekspor, namun lelaki yang akrab dengan panggilan Doni Cargo itu menyebut harga cicak kering yang diekspor ke Hong Kong berkisar Rp 200-250 ribu per kilogram.

"Ya, sekitar Rp 200 ribu-an lebih lah per kilonya," kata Doni menjelaskan.

ADVERTISEMENT

Melalui Balai Karantina Pertanian Padang, Doni sudah mengekspor cicak kering dua kali ke Hongkong. Secara total, sudah ada 1 ton cicak yang sudah dikirim. Doni melakukan ekspor melalui bendera CV Amanah Murasaki

Ia mengaku melihat pasar yang cukup besar di luar negeri, terutama Hong Kong. Menurutnya, permintaan pasar sangat tinggi dan masih terbuka lebar.

"Kita belum menggarap secara serius. Pasarnya terbuka lebar. Tinggi sekali, tinggal bagaimana kita memanfaatkan peluang itu," kata Doni lagi.

Kata dia, masyarakat Sumatera Barat belum ada yang main bisnis cicak. "Kalau ini dikembangkan, tentu akan memberi nilai tambah yang besar," ucapnya.


Doni sudah mengambil ancang-ancang membuka usaha yang lebih besar dengan membuka lokasi di Kurai Taji, Pariaman. Ia menjelaskan, permintaan dari Hong Kong datang setiap minggunya. "Permintaan tidak menentu. (Permintaan) datang terus," katanya.

Cicak yang diekspor tersebut bervariasi, mulai dari yang kecil hingga yang besar. Dari yang kecil, hingga yang dewasa. Cicak dikeringkan sebelum dipaketkan. "Tidak ada perbedaan besar atau kecil. Sama saja," katanya lagi.




(astj/astj)


Hide Ads