Pengusaha dari Sumatera Barat (Sumbar) kembali mengekspor cicak kering ke Hong Kong. Kali ini ada 670 Kg dalam 25 koli cicak kering yang diekspor.
"Sekarang 670 kilo," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Padang, Iswan Haryanto, Rabu (16/6/2022).
Jumlah cicak kering yang diekspor ini lebih banyak dua kali lipat dari ekspor yang pertama sekali. Beberapa waktu yang lalu, cicak kering yang diekspor ke Hong Kong itu sebanyak 330 Kg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan, jika cicak kering ini dikirim ke Hong Kong sebagai bahan dasar obat-obatan. Beberapa penyakit yang dinilai bisa diobati dengan ramuan berbahan dasar cicak kering seperti batuk, asma, penyakit kulit, wasir, dan gangguan pencernaan.
Baca juga: Cicak Kering jadi Primadona Pasar Ekspor |
Untuk diketahui, ekspor cicak kering pertama sekali dari Sumbar ke Hong Kong dilakukan pada 21 Mei 2022 yang lalu. Saat itu ada 330 Kg cicak kering yang diekspor dengan harga Rp 75 juta.
"Sudah ada ekspor perdana cicak dari Sumatera Barat menuju Hong Kong. Tahap awal dikirim 330 kilogram," kata Kepala Karantina Pertanian Padang, Iswan Haryanto saat dikonfirmasi detikSumut, Kamis (2/6).
Ahli ekonomi asal Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, menjelaskan bisnis cicak kering ini memang menjanjikan.
"Kalau mengacu pada harganya yang berkisar Rp 220 ribu per Kg, ini tentu sangat menjanjikan," kata Gunawan, Rabu (8/6).
"Masyarakat Indonesia juga punya kemampuan dalam mengembangbiakkan cicak jenis tertentu. Jadi potensi untuk mendongkrak kinerja ekspor cicak itu cukup besar," sambungnya.
(afb/afb)