Cicak Kering jadi Primadona Pasar Ekspor

Sumatera Barat

Cicak Kering jadi Primadona Pasar Ekspor

Jeka Kampai - detikSumut
Rabu, 15 Jun 2022 13:06 WIB
Cicak kering yang akan diekspor.
Cicak kering yang akan diekspor. (Foto: Jeka Kampai/detikSumut)
Padang - Cicak kering mulai menjadi primadona ekspor dari Sumatera Barat. Binatang melata yang biasa ditemukan di dinding rumah tersebut itu kembali dikirim menuju Hong Kong. Kali ini, jumlahnya mencapai 670 kilogram.

"Ini pengiriman kedua kalinya dari Sumatera Barat," kata Iswan Haryanto, Kepala Balai Karantina Pertanian Padang kepada wartawan, Rabu (15/6/2022).

Iswan mengaku senang dan bangga dengan keuletan para pengusaha. Sebab, komoditas satu ini cukup menjanjikan di pasar ekspor.

"Saya cukup senang dan bangga kepada pengguna jasa, karena bisa melihat peluang baru untuk bisa melakukan ekspor cicak. Ini termasuk jarang dan unik," katanya.

Cicak kering yang akan diekspor.Cicak kering yang akan diekspor. Foto: Jeka Kampai/detikSumut

Sebanyak 670 kg cicak kering tersebut dikirim sampai 25 koli. Pihak Balai Karantina Pertanian Padang melalui Wilayah Kerja Bandara Internasional Minangkabau melakukan pemeriksaan pada komoditas cicak yang akan diekspor.

Cicak kering pertama kali dikirim dari Sumatera Barat pada Sabtu (21/5/2022) silam. Dibanding pengiriman pertama, pengiriman kedua yang dilalukan CV Amanah Murasaki ini jauh lebih besar.

"Waktu pengiriman pertama hanya 330 kilo. Sekarang 670 kilo, jadi meningkat dua kali lipat," kata dia.

Pejabat Karantina Hewan yang melakukan melakukan pemeriksaan komoditas tersebut menjelaskan bahwa media pembawa dengan kondisi fisik baik, jumlah sesuai dengan permohonan, demikian juga dengan kemasannnya yang utuh sehingga dapat dilakukan sertifikasi dengan menerbitkan sertifikat karantina berupa Surat Keterangan untuk Bahan Asal Hewan (KH-12).

Bagi masyarakat Hong Kong atau pun China, cicak dimanfaatkan untuk mengobati batuk, asma, penyakit kulit, wasir dan gangguan pencernaan.




(dpw/dpw)


Hide Ads