Gas LPG nonsubsidi diduga dioplos beredar di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Pertamina sedang mendalami hal tersebut.
Ketua Komisi II DPRD Simalungun Maraden Sinaga mengatakan hal ini berawal dari adanya informasi masyarakat yang mereka terima. Berdasarkan informasi itu, Komisi II menggelar rapat dengar pendapat (RDP) bersama Pertamina.
"Kita DPRD mendapatkan laporan dari masyarakat, kita rapatkan sama mereka dan barang buktinya ada," kata Maraden kepada detikSumut, Kamis (28/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat RDP itu, kata Maraden, pihak Pertamina melakukan pengecekan terhadap seal cup hologram tabung LPG yang diduga dioplos. Maraden mengatakan saat itu Pertamina menemukan seal cup tabung gas itu bukan kode untuk regional Sumbagut.
"Jadi mereka dari Pertamina memeriksa seal cupnya bukan dari Sumatera Utara, tapi dari Jawa Timur. Makanya patut diduga dioplos," ucapnya.
Penjelasan Pertamina
Terkait kasus itu, Pertamina mengatakan pihaknya sedang melakukan pendalaman. Proses investigasi sudah dilakukan sejak bulan Maret yang lalu.
"Pertamina terus melakukan pendalaman terhadap dugaan adanya praktek oplosan terhadap LPG tersebut. Sejak bulan Maret yang lalu kita sudah melakukan pendalaman terkait masalah ini dan investigasi mulai dari proses hulu ke hilir," kata Section Head Commrel Pertamina Patra Niaga Region Sumbagut, Agustiawan.
Penelusuran itu terkait temuan seal cup yang bukan dari regional Sumbagut. Agus mengatakan hal ini mungkin saja terjadi karena kesalahan teknis saat pengiriman.
"Sampai sejauh ini kami memantau dugaan itu kita melakukan pendalaman. Tidak semua (tabung gas yang ditemukan diduga dioplos di Simalungun) seal cup itu dari luar. Bisa saja itu teknis sehingga terkirim ke region satu," tuturnya.
Agus mengatakan pihaknya juga sudah melakukan pengecekan harga dari LPG diduga dioplos itu. Dari hasil penelusuran, memang ditemukan harga lebih murah, namun masih kategori wajar.
"Di lapangan kita cek ke outlet, selisih barangnya juga tidak terlalu jauh antara Rp 1.000 hingga Rp 3.000," sebutnya.
Agus menjelaskan LPG yang diduga dioplos itu dari agen di Kota Pematangsiantar. Dia menyebut agen itu hingga kini belum mengirimkan laporan penjualan meski sudah diminta Pertamina.
"Betul dari kita sudah menyurati kedua agen tersebut di daerah Siantar. Sampai hari ini keduanya belum memberikan laporan," jelasnya.
(afb/afb)