Jalan lintas Bireuen-Takengon belum sepenuhnya dapat dilintasi karena adanya jembatan putus serta jalan rusak. Akses menuju pusat kota Bener Meriah harus ditempuh dengan berjalan kaki di sejumlah lokasi.
Perjalanan dari Banda Aceh menuju Bener Meriah dapat ditempuh dengan lancar hingga kabupaten Bireuen. Ketika berbelok ke arah jalan Takengon, perjalanan mulai mengalami kendala.
Pengendara harus melewati jembatan bailey di Teupin Mane, Kecamatan Juli, Bireuen. Usai jembatan, jalan sudah tidak mulus. Banyak lokasi jalan rusak sehingga pengemudi harus ekstra hati-hati.
Akses ke sana juga harus melewati jalur alternatif untuk menghindari jalan di Tajuk Enang-enang yang rusak parah. Setelahnya, mobil hanya bisa melintas sampai ke kawasan KM 60 atau sebelum jembatan Tenge Besi, Kecamatan Gajah Putih, Bener Meriah.
Oprit jembatan putus sehingga warga harus berjalan kaki ke bawahnya melewati sungai. Perjalanan kaki sekitar 15 hingga 20 menit.
Warga kemudian dapat menggunakan ojek maupun mobil langsiran dengan ongkos Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu perorang. Perjalanan kembali dilanjutkan dengan jalan kaki hingga tiba di titik terakhir mobil dapat melintas dari arah Bener Meriah.
"Di lokasi-lokasi yang harus jalan kaki, kalau kita bawa barang ada porter yang membantu," kata seorang warga yang berangkat dari Banda Aceh ke Bener Meriah, Melli, Senin (22/12/2025).
Menurutnya, ongkos angkutan umum L300 dari Banda Aceh hingga sebelum jembatan Tenge Besi Rp 200 ribu perpenumpang. Setelah jalan kaki, warga harus naik mobil lain untuk melanjutkan perjalanan.
Untuk mencapai pusat kota Bener Meriah, ada juga ruas jalan terputus namun sudah dibuka jalur alternatif. Sementara bila melakukan perjalanan lewat jalan KKA yang menghubungkan Aceh Utara-Bener Meriah, beberapa lokasi masih sulit dilalui mobil maupun motor matik karena jalan rusak.
Berdasarkan informasi dari kepolisian setempat, jalur KKA arah Kem di Kecamatan Permata, Bener Meriah sudah ditutup sejak tadi malam untuk kendaraan roda dua hingga empat. Penutupan dilakukan karena adanya penumpukan kendaraan serta ada pemasangan material jembatan darurat.
Lokasi yang tidak dapat dijangkau kendaraan itu harus ditempuh dengan berjalan kaki. Warga yang ke Bener Meriah rata-rata membawa logistik karena harga barang di daerah itu melonjak hingga tiga kali lipat.
"Kami pulang bawa minyak, gula dan ikan-ikan asin karena tahan lama. Barang di Bener Meriah mahal dan stoknya terbatas," ujarnya.
Diketahui, banjir dan longsor yang terjadi Rabu 26 November lalu menyebabkan Bener Meriah terisolir karena akses dari berbagai kabupaten lain terputus. Tim gabungan mengebut pembukaan jalur tersebut untuk memudahkan pasokan logistik ke wilayah dataran tinggi Gayo.
Simak Video "Video: Gubernur Aceh Dengar Kabar 80 Ton Bantuan Hilang"
(agse/dhm)