Stok Logistik Menipis, Warga Jalan Kaki Berjam-jam Keluar dari Bener Meriah

Duka dari Utara Sumatera

Stok Logistik Menipis, Warga Jalan Kaki Berjam-jam Keluar dari Bener Meriah

Agus Setyadi - detikSumut
Kamis, 04 Des 2025 22:47 WIB
Stok Logistik Menipis, Warga Jalan Kaki Berjam-jam Keluar dari Bener Meriah
Foto: Warga Bener Meriah berjalan kaki untuk mencari bahan pangan (Dok. Warga Bener Meriah, Wildan)
Bener Meriah -

Stok logistik di Bener Meriah menipis akibat akses darat dari berbagai daerah terputus. Banyak warga rela jalan kaki berjam-jam demi keluar dari daerah tersebut.

Seorang warga di Bener Meriah, Wildan, mengatakan, banjir dan longsor yang menerjang Rabu (26/11) menyebabkan listrik padam dan jaringan telekomunikasi bermasalah. Kondisi itu diperparah karena banyak jalan dan jembatan rusak sehingga tidak dapat dilalui.

Stok sembako yang dijual di pasar semakin menipis. BBM di dataran tinggi Gayo juga sulit didapat. Kondisi di sana disebut belum stabil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alasan lainnya keluarga juga di luar Bener Meriah," kata Wildan kepada detikSumut, Kamis (4/12/2025).

Wildan mengaku selama sepekan ini mampu bertahan di Bener Meriah berkat kekompakan dengan kawan-kawannya. Mereka mengumpulkan bahan baku yang ada di masing-masing rumah untuk kemudian dimasak bersama.

ADVERTISEMENT

"Kami berbagi apa saja yang ada, dan sempat patungan beli sembako di hari ketiga bencana sebelum stok bahan baku langka di pasar," jelasnya.

Wildan pagi tadi memutuskan keluar dari Bener Meriah. Dia menyiapkan bekal makanan dan minuman untuk disantap selama di perjalanan.

Perjalanannya dari Simpang Tiga, Kecamatan Bukit ditempuh dengan mengendarai motor melewati jalan KKA yang menghubungkan Bener Meriah-Aceh Utara.

Perjalanan dengan kendaraan hanya bisa sampai ke Simpang Simpur di Desa Burni Pase, Kecamatan Permata. Dia harus memarkirkan motor karena akses jalan terputus akibat longsor.

Wildan berjalan kaki selama tiga jam hingga ke Seni Antara, desa terakhir di Kecamatan Permata berbatasan dengan Aceh Utara. Dia lalu menumpang ojek hingga ke Gunung Salak dengan ongkos Rp 100 ribu.

"Perjalanan agak panjang karena masih banyak badan jalan tertimbun longsor, sebagian jembatan putus. Warga memilih jalur alternatif, ada yang sudah dibangun jembatan darurat," jelasnya.

Menurutnya, titik di perbatasan Aceh Utara dengan Bener Meriah masih tertimbun longsor di beberapa titik. Meski demikian, sebagian sudah dibersihkan sehingga dapat dilalui hanya menggunakan motor.

Setiba di Gunung Salak, Wildan menumpang mobil menuju jalan lintas Banda Aceh-Medan. Menurutnya, dalam sehari ada ratusan warga berjalan kaki dari Bener Meriah menuju Aceh Utara maupun sebaliknya.

"Untuk di Bener Meriah hingga hari ini mati lampu. Di jalan banyak tiang PLN rubuh. Jaringan internet tidak ada sama sekali kecuali di posko dan PMI. Akses terbatas karena BBM tidak ada," jelas Wildan.




(agse/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads