Cerita Warga Selamat Banjir Aceh Tamiang: Airnya Setinggi Kabel Listrik

Duka dari Utara Sumatera

Cerita Warga Selamat Banjir Aceh Tamiang: Airnya Setinggi Kabel Listrik

Agus Setyadi - detikSumut
Kamis, 04 Des 2025 15:59 WIB
Cerita Warga Selamat Banjir Aceh Tamiang: Airnya Setinggi Kabel Listrik
Foto: Mobil hingga Truk Tangki Terseret Banjir, Aceh Tamiang Porak-poranda. (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)
Aceh Tamiang -

Banjir melanda Kabupaten Aceh Tamiang merusak banyak bangun dan puluhan orang meninggal dunia. Warga menyebut ketinggian air mencapai 3 meter.

Seorang Kampung Dalam, Karang Baru, Wahyu Putra Pratama, mengatakan, kampungnya mulai terendam banjir usai Magrib, Rabu (26/11). Warga langsung memilih mengungsi ke Kantor Komite Peralihan Aceh (KPA) karena anak-anak.

Dalam hitungan menit, ketinggian air semakin bertambah. Menurutnya, banjir menyapu perkampungan dengan sangat cepat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Air naik cepat sekali, setinggi kabel listrik, sekitar tiga meter. Rumah sudah hancur semua," kata Wahyu, Kamis (4/12/2025).

Wahyu menyebutkan, air baru surut pada hari keenam pasca kejadian. Warga terjebak di sana selama lima hari dan bertahan hidup dengan makanan apapun yang ada di sekitar lokasi.

ADVERTISEMENT

"Kami cari kelapa, apa saja. Kami berenang sambil ikat pinggang supaya tidak hanyut. Air naik hanya dalam satu setengah jam langsung tiga meter," jelasnya.

Menurutnya, desa mereka hancur, ratusan rumah rusak parah. Bahkan beberapa bangunan hanya tersisa fondasi.

Di desa itu disebut ada warga yang meninggal dunia. Dia membandingkan bencana itu dengan tsunami yang pernah melanda Aceh 21 tahun lalu.

"Ini tsunami, cuma bedanya air sungai. Baru kali ini kami merasakan bencana sebesar ini," ujarnya.

Warga Desa Menang Gini, Karang Baru, Ishak alias Kureng merasakan hal yang sama. Banjir menerjang kampungnya sejak Rabu dan malamnya air sudah mencapai 2 meter. Sehari berselang, ketinggian air bertambah hingga sekitar 3,5 meter.

"Hari Jumat baru mulai reda pelan-pelan, dan Sabtu kami bisa keluar cari makan. Kami terjebak sekitar empat hari empat malam," ujarnya.

Ketika banjir menerjang, Ishak hanya dapat menyelamatkan keluarga. Harta benda termasuk pakaian habis disapu banjir.

"Arus banjir kencang sekali, rumah hancur semua. Yang paling dibutuhkan sekarang makanan, air bersih, dan obat-obatan untuk bayi. Banyak anak sudah demam," jelas Ishak.




(agse/mjy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads