Utara Sumatera Darurat Bencana

Duka dari Utara Sumatera

Utara Sumatera Darurat Bencana

Nizar Aldi - detikSumut
Sabtu, 29 Nov 2025 00:05 WIB
Warga menyaksikan sejumlah rumah rusak tertimbun lumpur dan sampah kayu pascabanjir bandang di Desa Manyang Cut, Kecamatan Mereudu, Kabupaten Pidie, Aceh, Kamis (27/11/2025). Gubernur Aceh Muzakir Manaf menetapkan status darurat bencana hidrometerologi setelah 16 kabupaten/kota di Aceh dilanda banjir hingga longsor, terhitung 28 November hingga 11 Desember 2025. ANTARA FOTO/Ampelsa/foc.
Banjir di Aceh (Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa)
Medan -

Wilayah di bagian Utara Pulau Sumatera mengalami bencana banjir bandang dan tanah longsor. Sejumlah kabupaten/kota di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh dilanda bencana beberapa hari terakhir.

Ratusan korban jiwa meninggal dunia di tiga provinsi ini. Sejumlah daerah masih terisolasi karena akses jalan yang terputus dan jaringan komunikasi yang tidak bisa diakses.

Gubernur Sumut dan Aceh pun menetapkan wilayahnya sebagai status tanggap darurat bencana. Hingga saat ini proses evakuasi dan pendataan korban masih berlangsung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sumatera Barat

Kepala BNPB Letjen Suharyanto mengatakan jumlah korban tewas akibat bencana di Sumatera Barat (Sumbar) bertambah menjadi 23 orang. Lalu tercatat juga 12 orang masih hilang.

"Untuk korban jiwa di seluruh Sumatera Barat itu 23 meninggal dunia, 12 hilang, dan 4 jiwa luka," ujar Suharyanto dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di kanal YouTube BNPB Indonesia, Jumat (28/11/2025).

ADVERTISEMENT

Ia menyebut ada total 3.900 keluarga yang terdampak akibat bencana banjir dan longsor di Sumbar. Wilayah terparah adalah Padang Pariaman, Tanah Datar, Solok, dan Kota Padang.

"Kemudian pengungsi-pengungsi Sumatera Barat ini terdaftar ini ada 3.900 keluarga. Nah, yang agak parah memang di Sumatera Barat itu ada di Padang Pariaman, Tanah Datar, Kabupaten Solok, dan Kota Padang. Itu yang kelihatannya agak menonjol," ujarnya.

Sumatera Utara

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terbaru korban bencana yang terjadi di sejumlah wilayah di Sumatera Utara (Sumut). Sejauh ini, ada 116 orang dilaporkan tewas dan 42 orang hilang per sore ini.

"Sumut per sore ini, kami mendata untuk seluruh Provinsi Sumut korban meninggal dunia ada 116 jiwa, kemudian 42 jiwa masih dalam pencarian," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat konferensi pers, Jumat (28/11).

Suharyanto memerinci korban meninggal dunia terdiri dari 47 korban di Tapanuli Tengah (Tapteng), Tapanuli Selatan (Tapsel) 32 orang, Sibolga 17 orang, Tapanuli Utara (Taput) 11 orang, Humbang Hasundutan (Humbahas) 6 orang, Padangsidimpuan 1 orang, dan Pakpak Bharat dua orang.

Sementara untuk Mandailing Natal (Madina) belum ada dilaporkan korban tewas.

"Tentu datanya akan berkembang terus karena kami informasikan juga masih ada titik titik yang belum bisa ditembus karena masih dalam proses penanganan," jelasnya.

Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Bobby Nasution menetapkan Sumut berstatus tanggap darurat bencana banjir, tanah longsor, dan gempa bumi. Status tanggap darurat bencana ini berlaku 14 hari ke depan.

Status tanggap darurat bencana ini ditetapkan melalui Keputusan Gubernur Sumut Nomor 188.44/836/KPTS/2025. Status tanggap darurat bencana ini berlangsung pada tanggal 27 November-10 Desember 2025.

"Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir, Tanah Longsor dan Gempa Bumi sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA berlaku selama 14 (empat belas) hari terhitung tanggal 27 November 2025 sampai dengan tanggal 10 Desember 2025 dan dapat diperpanjang bila diperlukan," demikian tertulis dalam surat yang dilihat, Jumat (28/11).

Aceh

BNPB mengatakan korban tewas akibat bencana di Aceh berjumlah 35 orang. Selain itu, ada 25 orang yang masih hilang.

"Ada 35 jiwa yang meninggal dunia, 25 hilang, dan 8 luka-luka," ujar Kepala BNPB Letjen Suharyanto dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di kanal YouTube BNPB Indonesia, Jumat (28/11).

Dia mengatakan jumlah tersebut merupakan data sementara hingga sore ini. Dia mengatakan data bisa bertambah seiring proses pencarian yang terus dilakukan.

Suharyanto mengatakan cuaca di Aceh hari ini cukup cerah. Dia berharap cuaca bisa terus cerah untuk mempermudah proses evakuasi dan penanganan pascabencana.

"Cuaca per hari ini di Aceh juga terang, alhamdulillah. Mudah-mudahan cuaca terang memudahkan dalam operasi tanggap darurat yang dilaksanakan," ucapnya.

Berikut data korban jiwa yang dipaparkan BNPB:

• Bener Meriah: 11 tewas dan 13 hilang
• Aceh Tenggara: 6 tewas, 7 hilang dan 5 luka-luka
• Aceh Tengah: 15 tewas
• Gayo Lues: 1 tewas dan 2 hilang
• Aceh Tamiang: 3 luka-luka
• Subulussalam: 1 tewas
• Lhokseumawe: 1 tewas dan 3 hilang.

Gubernur Aceh Muzakir Manaf menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan longsor yang berlaku selama 14 hari. Penetapan dilakukan hari ini.

Mualem mengumumkan penetapan itu usai rapat paripurna yang berlangsung di DPR Aceh, Kamis (27/11). Ketua Umum Partai Aceh itu menjelaskan, dirinya telah menetapkan keputusan Gubernur Aceh Tentang Penetapan Status Keadaan Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi di Aceh Tahun 2025.

"Penetapan status tanggap darurat bencana tersebut akan berlangsung selama 14 hari sejak tanggal 28 November sampai dengan 11 Desember," kata Mualem.

Menurutnya, dalam beberapa hari ini Pemerintah Aceh juga telah menyalurkan bantuan dalam penanganan bencana tersebut. Bantuan disalurkan melalui SKPA ke sejumlah daerah terdampak banjir dan longsor.

"Kita kewalahan juga karena beberapa jembatan terputus seperti di daerah tengah dan timur. Kita kewalahan karena kita transportasi tidak ada," jelasnya.




(niz/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads