Saat ini, beberapa titik daerah di Provinsi Sumatera Utara diterjang bencana banjir bandang. Peristiwa itu menelan banyak korban jiwa dan menyebabkan berbagai kerusakan rumah hingga fasilitas.
Kepanikan pun terjadi di mana-mana. Pemerintah gerak cepat mengatasi bencana yang terjadi. Apakah detikers tahu penyebab dari terjadinya banjir bandang? Berikut detikSumut rangkum penjelasannya.
Apa Penyebab Banjir Bandang?
Merujuk sebuah buku berjudul "Sidik Cepat Ancaman Banjir Bandang" oleh Azmeri dan Eldina Fatimah, ancaman banjir bandang diukur dari ancaman suatu sub Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mencakup 3 indikator:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Β· Karakteristik sungai
Β· Akumulasi air sungai
Β· Longsor
Masing-masing indikator itu kemudian diklasifikasikan lagi dalam beberapa parameter penyusun yang setiap parameternya diberi bobot berdasarkan pertimbangan besarnya peran dalam potensi ancaman banjir bandang.
- Parameter karakteristik sungai: Gradien sungai dan kerapatan sungai
- Parameter akumulasi air sungai: Debit puncak spesifik, volume tampungan, percabangan sungai, dan bentuk DAS
- Parameter longsor: Kemiringan lereng DAS, erosi DAS, dan stabilitas lereng
Menurut Kementerian PU, banjir bandang terjadi tiba-tiba, memiliki debit puncak yang melonjak, dan menyurut kembali dengan cepat disertai volume serta kecepatan aliran besar juga kemampuan erosi yang sangat besar.
Untuk diketahui, banjir bandang terbentuk beberapa waktu setelah hujan lebat (dalam kisaran waktu beberapa menit hingga jam) yang terjadi dalam waktu singkat di sebagian DAS atau alur sungai sempit di bahagian hulu.
Alur sungai tersebut mempunyai waktu konsentrasi (waktu tiba banjir) yang singkat sehingga aliran permukaan cepat terkumpul di alur sungai. Banjir bandang terjadi pada aliran sungai dengan kemiringan dasar curam.
Aliran banjir bandang yang sangat cepat limpasannya mampu membawa batu besar/bongkahan atau pepohonan dan merusak serta menghanyutkan apa saja juga meninggalkan sisa hanyutan dimana bekas alirannya.
Banjir Menerjang Sejumlah Daerah di Sumut
Banjir terjang 13 daerah di Sumut yakni, Langkat, Tapanuli Tengah, Sibolga, dan Mandailing Natal. Kemudian Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Padangsidempuan, Pakpak Bharat, Nias Selatan, Humbang Hasundutan, Binjai, Medan, dan Deli Serdang.
Sampai saat ini, BPBD Provinsi Sumut telah memperbaharui jumlah korban tewas yaitu sebanyak 47 orang. Total ditemukan 123 korban, di antaranya 47 korban meninggal dunia. Sementara, 9 korban masih dinyatakan hilang. Adapun jumlah korban luka sebanyak 67 orang.
(nkm/nkm)











































