Upaya Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam menekan laju inflasi mulai menunjukkan hasil positif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Oktober 2025, Deli Serdang mencatat deflasi 0,44% (month to month/m-to-m).
Deflasi ini menjadi sinyal bahwa pengendalian harga pangan di daerah tersebut berjalan efektif. Penurunan harga sejumlah komoditas utama menjadi pendorong utama, antara lain beras (-0,20%), cabai rawit (-0,17%), dan cabai hijau (-0,16%).
Meski secara tahunan (year on year/y-on-y) inflasi Deli Serdang masih berada di angka 6,24% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 111,50, capaian ini menunjukkan perbaikan dibandingkan September 2025, yang tercatat 6,81%.
"Secara bulanan, kita sudah deflasi. Mudah-mudahan bulan berikutnya bisa terus teratasi sehingga laju inflasi bisa terkendali," ujar Bupati Deli Serdang Asri Ludin Tambunan, dalam keterangan tertulis, Selasa (4/11/2025).
Asri menegaskan, capaian ini merupakan hasil kerja bersama seluruh unsur daerah dalam menjaga stabilitas harga, khususnya sektor pangan. Ia menegaskan, Pemerintah Kabupaten Deli Serdang akan menjadikan data BPS sebagai dasar dalam menetapkan kebijakan harga menjelang akhir tahun.
"Kami akan mengikuti arahan pemerintah pusat untuk menjaga agar tidak ada kenaikan harga air minum maupun transportasi lokal, karena itu berpotensi mendorong inflasi kembali naik," tambahnya.
Dalam rapat koordinasi nasional pengendalian inflasi yang dipimpin Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, tercatat inflasi nasional mencapai 2,86% (year on year/yoy). Menariknya, penyumbang utama inflasi saat ini berasal dari komponen emas dan perhiasan, bukan sektor pangan.
Kondisi serupa terlihat di Deli Serdang. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang sebelumnya menjadi penyumbang inflasi tertinggi, kini justru menjadi penahan laju inflasi dengan andil deflasi sebesar -0,44%.
"Pangan relatif terjaga dan stabil, bahkan menjadi peredam inflasi," ujar Tito.
Dengan penurunan deflasi ini, Deli Serdang, yang sebelumnya termasuk kabupaten dengan inflasi tertinggi di Sumatera Utara, kini turun peringkat secara nasional. Sebagai informasi, posisi inflasi tertinggi saat ini ditempati Kabupaten Kerinci dengan angka 6,7% (yoy).
(akn/ega)