9 Masjid di Prancis Diteror Kepala Babi Bertuliskan Macron

Internasional

9 Masjid di Prancis Diteror Kepala Babi Bertuliskan Macron

Kristina - detikSumut
Kamis, 11 Sep 2025 04:00 WIB
close up of a pigs face on a truck, behind bars
Foto: Getty Images/iStockphoto/pidjoe
Paris -

Sembilan masjid di Paris, Prancis, menjadi sasaran teror berupa kepala babi. Beberapa kepala hewan itu bahkan disertai tulisan "Macron", merujuk pada Presiden Emmanuel Macron.

Seperti dilaporkan Reuters dan France24, temuan tersebut terjadi pada Selasa (9/9/2025). Kepala babi ditemukan di lima masjid di wilayah Paris dan empat masjid di daerah pinggiran. Pihak berwenang menyebut tidak menutup kemungkinan insiden serupa muncul di lokasi lain.

"Kepala-kepala babi telah ditinggalkan di depan beberapa masjid... Empat di Paris dan lima di pinggiran kota," ujar Kepala Polisi Laurent Nunez dalam konferensi pers.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut kejaksaan Paris, sebagian besar kepala babi diletakkan di depan masjid, sementara satu lainnya ditemukan dalam koper. Polisi saat ini menyelidiki kasus ini dengan dugaan hasutan kebencian bermotif diskriminasi.

Identitas pelaku belum diketahui, namun pihak berwenang menegaskan akan mendukung komunitas muslim di Prancis di tengah meningkatnya sentimen islamofobia.

ADVERTISEMENT

Paris dan wilayah sekitarnya merupakan pusat konsentrasi muslim di Prancis. Data sensus 1999 menunjukkan mayoritas imigran di รŽle-de-France berasal dari kawasan Maghreb, Afrika Sub-Sahara, dan Turki. Berdasarkan World Population Review, pada 2025 jumlah muslim di Prancis diperkirakan mencapai 6,7 juta jiwa atau sekitar 10 persen dari total populasi.

Teror kepala babi di masjid bukan pertama kalinya terjadi. Tahun lalu, kasus serupa ditemukan di sebuah masjid di Desa Contrexeville, wilayah Vosges, bertepatan dengan bulan Ramadan.

Human Rights Watch mencatat, aksi-aksi bernuansa islamofobia di Eropa meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Memanasnya konflik Israel-Palestina turut memicu lonjakan kejahatan anti-muslim dan ujaran kebencian di Eropa maupun dunia. Kondisi ini makin diperburuk dengan retorika provokatif dari sebagian politisi.




(nkm/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads