Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau masih terus mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan. Tercatat, akan ada delapan unit helikopter pemadaman dikerahkan.
Kepala BPBD Riau Edy Afrizal mencatat saat ini ada tujuh unit helikopter water bombing. Selain itu, satu unit heli water bombing juga akan kembali dikirim BNPB ke Riau.
"Heli water bombing sekarang ada tujuh unit dan tanggal 8 nanti masuk lagi satu unit heli super puma dari BNPB. Ini untuk pemadaman juga," kata Edy Afrizal, Kamis (4/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain heli water bombing untuk pemadaman, ada pula heli patroli sebanyak 2 unit. Kedua unit heli patroli setiap hari untuk memantau kebakaran hutan dan lahan.
Sementara untuk pesawat operasi modifikasi cuaca (OMC) sudah tidak lagi beroperasi. Pesawat OMC terakhir pada 31 Agustus.
"Heli patroli dua unit dan OMC satu unit untuk membantu modifikasi cuaca atau hujan buatan, itu terakhir 31 Agustus kemarin beroperasi," katanya.
Edy memastikan kondisi hujan di sejumlah wilayah saat ini bukan lagi hasil modifikasi. Namun sudah hujan alami dalam masa peralihan musim panas ke musim hujan.
"Hujan saat ini sudah bukan modifikasi cuaca, sudah hujan alami dimasa peralihan. Jadi hujan-hujan beberapa hari terakhir sudah alami," kata Edy.
1.838 Hektare Lahan Terbakar di Riau sejak Januari
BPBD Riau mencatat lahan terbakar saat ini mencapai 1.838 hekatare. Lahan terbakar tersebar di 12 kabupaten dan kota di Riau.
"Total luas lahan terbakar 1.838 hektare di Riau. Lahan terluas kebakaran ada di Rohil seluas 421 hektare, disusul Kampar itu ada 296 hektare," kata Edy.
Selanjutnya lahan terbakar di Rokan Hulu seluas 232 hektare, Meranti seluas 205 haktare, Pelalawan 126 hektare dan Kota Dumai 107 hektare. Lalu ada wilayah lain seperti Bengkalis 105 hektare dan Siak 100 hektare.
"Daerah lain seperti Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Pekanbaru dan Kuantan Singingi itu dibawah 100 hektare. Lahan terbakar sejak Januari lalu hingga 3 September kemarin," kata Edy.
(ras/afb)