Berbagai survei menyorot kinerja Gen Z di dunia kerja. Generasi ini memang sedang mendominasi dunia kerja, namun dianggap kelompok paling menantang untuk diajak kerja sama.
Tingkat pemecatan terhadap Gen Z di dunia kerja juga tinggi. Lalu bagiamana hasil surveinya? Berikut penjelasannya.
Contoh kasus persoalan dunia kerja ini adalah seorang makeup artist MAC di bandara LAX, Amerika Serikat. Pekerja Gen Z itu dipecat usai mengunggah video "day in the life" di TikTok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Unggahannya itu menampilkan hal-hal sensitif, seperti kartu identitas, detail laci kas, jadwal kerja, hingga interaksi dengan pelanggan. Apa yang dibuat makeup artist itu dianggap melanggar standar profesionalitas dan keamanan, sehingga berujung pada pemecatan.
Dari hasil survei Resume Genius tahun 2024, 45% manajer perekrutan menyebut Gen Z sebagai generasi paling sulit untuk diajak bekerja sama. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan 26% yang menunjuk milenial, 13% Gen X, dan 9% Baby Boomer.
Hasil yang sama muncul dalam survei Resume Builder tahun 2023. Sebanyak 74% manajer menggambarkan Gen Z sebagai generasi paling sulit ditangani. Bahkan, 59% mengaku pernah memecat karyawan Gen Z, dengan 1 dari 5 mengaku melakukannya hanya dalam waktu seminggu setelah perekrutan, dan 27% lainnya dalam satu bulan pertama.
Menurut survei Resume Builder, ini alasan utama Gen Z dipecat:
- Kurang keterampilan teknologi (39%)
- Kurang usaha (37%)
- Kurang motivasi (37%)
- Kurang produktivitas (37%)
- Mudah terdistraksi (36%)
- Keterampilan komunikasi buruk (36%)
- Mudah tersinggung (35%)
Artikel ini sudah tayang di Wolipop, baca selengkapnya di sini.
(afb/afb)