Wabah Virus Mematikan Serang Gaza, Gejalanya Disebut Mirip COVID-19

Internasional

Wabah Virus Mematikan Serang Gaza, Gejalanya Disebut Mirip COVID-19

Suci Risanti Rahmadania - detikSumut
Senin, 01 Sep 2025 15:45 WIB
Ilustrasi virus
Foto: Freepik/freepik
Jakarta -

Warga Palestina yang mengungsi di Jalur Gaza dihantui virus baru yang cepat menyebar. Anak-anak yang menjadi kelompok paling terdampak.

Dilansir detikHealth dari The Palestine Chronicle, gejala yang terjadi dampak virus ini mirip dengan yang muncul saat pandemi COVID-19. Penyakit ini disebut lebih mematikan.

Kondisi warga Gaza yang malnutrisi, kelaparan, serta blokade yang terus berlangsung membuat daya tahan sangat lemah. Pejabat kesehatan Gaza menyebut infeksi terus meningkat setiap hari, membuat rumah sakit kewalahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, kondisi ini membuat fasilitas medis di sana tidak mampu menangani lonjakan pasien. Fasilitas medis di Gaza kekurangan obat-obatan, bahan bakar, dan peralatan.

Munir al-Bursh, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, kepada Al-Jazeera menjelaskan bahwa virus ini paling banyak menyerang kelompok rentan, terutama anak-anak.

ADVERTISEMENT

Pasien dengan gejala mirip flu parah kini memenuhi rumah sakit. Kondisi warga yang malnutrisi serta ketiadaan nutrisi dasar seperti buah-buahan dan vitamin C membuat sistem kekebalan tubuh anak-anak tidak mampu melawan infeksi, yang berujung pada meningkatnya angka kematian.

Kemudian, laboratorium dan alat diagnostik yang tidak tersedia semakin memperparah krisis. Hal ini membuat penyakit musiman yang biasanya ringan berubah menjadi ancaman mematikan, terutama di tempat penampungan pengungsi yang padat di seluruh Jalur Gaza.

Kepala Kantor Media Pemerintah Gaza, Ismail al-Thawabta, melaporkan ribuan kasus telah tercatat pada anak-anak, lansia, serta pasien dengan penyakit kronis, dengan jumlah yang terus meningkat secara mengkhawatirkan setiap harinya.

Dia menjelaskan, sedikit rumah sakit yang masih bertahan setelah berulang kali dibombardir Israel kini beroperasi dalam kondisi yang sangat buruk. Fasilitas kesehatan tersebut menghadapi kekurangan tenaga medis dan pasokan, sehingga hanya mampu memberikan perawatan terbatas dan sering kali bersifat darurat atau seadanya.

Artikel ini sudah tayang di detikHealth, baca selengkapnya di sini.




(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads