Mendag Sebut Tarif 19% Jadi Peluang Peningkatan Ekspor Indonesia ke AS

Mendag Sebut Tarif 19% Jadi Peluang Peningkatan Ekspor Indonesia ke AS

Alamudin Hamapu - detikSumut
Kamis, 14 Agu 2025 20:19 WIB
Keterangan Foto: -Mendag Budi Santoso saat memberikan keterangan (Alamudin Hamapu/detikSumut)
Mendag Budi Santoso saat memberikan keterangan (Alamudin Hamapu/detikSumut)
Batam -

Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan tarif resiprokal 19 persen yang ditetapkan Amerika Serikat terhadap Indonesia menjadi peluang untuk meningkatkan jumlah ekspor. Hal tersebut disampaikan Budi saat kunjungan kerja ke Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri).

"Sekarang kita kena tarif 19 persen, dan beberapa negara lain seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina juga kena tarif yang sama. Artinya, kita punya kesempatan yang bagus," kata Budi saat di Batam, Kamis (14/8/2025).

Budi menjelaskan, sebelumnya Indonesia harus bersaing dengan negara-negara yang memiliki tarif sama sehingga daya saing di pasar ekspor tidak maksimal. Namun dengan tarif 19 persen yang dirasa lebih rendah, peluang Indonesia untuk merebut pangsa pasar menjadi lebih terbuka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu kita mau ekspor mau bersaing dengan negara lain tarifnya sama, sekarang tarif beda. Tarif yang berbeda itu seharusnya membuat kita lebih kompetitif, kita punya lebih banyak kesempatan untuk ekspor ke Amerika," ujarnya.

Budi menyebut, pemerintah saat ini tengah menyusun perjanjian dagang dengan Amerika Serikat yang ditargetkan rampung sebelum September 2025. Salah satu fokusnya adalah mendorong agar produk-produk Indonesia yang tidak diproduksi di Amerika dapat memperoleh tarif nol persen.

ADVERTISEMENT

"Kita upayakan agar produk yang tidak diproduksi Amerika bisa masuk tanpa kena tarif resiprokal," jelas Budi.

Budi mencontohkan, produk seperti cokelat, kopi, sabut kelapa (SBU), dan karet berpotensi mendapatkan perlakuan tarif nol persen. Hal itu karena produk-produk tersebut bukan merupakan komoditas utama yang diproduksi di Amerika.

"Kita mencoba produk yang tidak diproduksi Amerika tetapi kita ekspor supaya diturunkan jadi nol agar tidak terkena tarif resiprokal bisa nol, itu sedang kita upayakan untuk masuk pasar Amerika," tambahnya.

Mendag Budi juga menyinggung peluang bagi perusahaan asing untuk berinvestasi di Indonesia saat penerapan tarif ekspor 19 persen ke Amerika. Ia mencontohkan PT Klou Teknologi Indonesia asal China yang membangun pabriknya di Batam.

"Saya kira PT Klou Teknologi Indonesia salah satunya, kalau dia ekspor dari China tarifnya lebih tinggi. Tapi kalau investasi di sini boleh, diproduksi di sini berarti menjadi produk Indonesia," ujarnya.




(nkm/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads