5 Dampak Serius Keseringan Gigit Kuku Bagi Kesehatan

5 Dampak Serius Keseringan Gigit Kuku Bagi Kesehatan

Elmy Tasya Khairally - detikSumut
Minggu, 10 Agu 2025 09:00 WIB
ilustrasi gigit kuku
Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta -

Kebiasaan menggigit kuku, atau yang secara medis disebut dengan onikofogia, seringkali dimulai sejak masa kanak-kanak. Kebiasaan ini biasanya dipicu oleh stres, kecemasan atau rasa bosan.

Banyak yang menganggap kebiasaan tersebut tidak berbahaya, tapi seiring waktu menggigit kuku bisa menyebabkan kerusakan yang signifikan. Tak hanya sekadar kebiasaan buruk, tapi menggigit kuku juga bisa menimbulkan konsekuensi kesehatan yang serius jika terus dibiarkan.

5 Risiko Kesehatan Menggigit Kuku

Dikutip detikHealth dari laman Times of India, beberapa ini risiko kesehatan dari menggigit kuku:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Risiko Infeksi

Menggigit kuku akan memindahkan kuman dari jari ke mulut, sehingga meningkatkan risiko pilek, sakit perut, hingga flu. Dalam kasus yang jarang terjadi tapi serius, infeksi bisa menyebabkan sepsis.

ADVERTISEMENT

Sepsis adalah kondisi medis serius yang terjadi saat tubuh bereaksi berlebihan terhadap infeksi. Kondisi ini menyebabkan peradangan yang meluas ke seluruh tubuh dan bisa menyebabkan kerusakan jaringan, kegagalan organ, bahkan kematian jika tidak segera ditangani.

Menggigit kuku akan merusak kulit di sekitar kuku, membuat luka kecil dan luka terbuka yang memungkinkan masuknya bakteri berbahaya. Jika infeksi menyebar ke aliran darah, maka bisa memicu sepsis.

2. Masalah Gastrointestinal

Menelan pecahan kuku secara tidak sengaja bisa menyebabkan gangguan pencernaan ringan atau dalam kasus yang jarang terjadi penyumbatan usus.

3. Kerusakan kuku dan kulit

Menggigit kuku secara terus menerus bisa merusak kutikula dan dasar kuku. Hal tersebut menyebabkan kuku menjadi kering, kelainan bentuk kuku, dan membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi jamur atau bakteri seperti paronikia.

4. Masalah Gigi

Menggigit berulang kali bisa mengikis enamel gigi, menyebabkan resesi gusi, nyeri rahang bahkan gangguan sendi Temporomandibular joint (TMJ) Disorder.

5. Dampak Emosional dan Psikologis

Menggigit kuku seringkali masuk ke dalam kategori body-focused repetitive behavior (BFRB), yaitu perilaku berulang yang berfokus pada tubuh. Orang dengan kebiasaan menggigit kuku kronis sering melaporkan kualitas hidup yang lebih rendah, munculnya rasa malu, bahkan menghadapi stigma sosial.

Artikel ini telah tayang di detikHealth, baca selengkapnya di sini




(mjy/mjy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads