Seorang pria bernama Eko Mariyono, warga Desa Kepung, Kecamatan Kepung, Kediri mengaku mendapat intimidasi dari warga sekitar lingkungan tempat tinggalnya usai menyampaikan penolakan dan protes terhadap acara sound horeg.
Eko mengaku dirinya sudah memprotes acara tersebut sejak 2022. Menurutnya acara itu meresahkan warga namun protes itu tidak ditanggapi pihak desa.
"Tahun 2022 saya protes ke desa, tapi tidak ada respons. Lalu 2023 saat malam takbir Idul Fitri ada segerombolan anak muda bawa sound besar, bukan takbiran tapi musik remix. Saya tegur, malah saya dikeroyok. Untung tidak kena," kata Eko dilansir detikJatim, Sabtu (2/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun sempat mendapati Polsek Kepung untuk melapor. Setelah itu hingga kini dia konsisten menolak acara serupa digelar di desanya.
Kemudian pada Maret 2025, Eko kembali mendengar bahwa akan digelar pawai sound horeg di desanya. Ia pun melayangkan surat penolakan ke Bupati Kediri, Polres Kediri hingga Gubernur Jawa Timur.
Namun, kata Eko, tanggapan pemerintah setempat sangat normatif. Ia juga sempat membuat petisi penolakan terhadap pawai Sound Horeg tersebut dan ditandatangani 800 orang. Karena langkahnya itu, Eko pun mengaku mendapat tekanan dari para pendukung acara karnaval sound horeg tersebut.
"Foto saya dan istri saya disebarkan sebagai orang yang dianggap membuat perizinan karnaval sound susah di Kediri. Rumah saya juga dipetakan oleh mereka," jelasnya.
Puncaknya pada 26 Maret 2025, Eko diteror suara dari sound system yang diarahkan langsung ke rumahnya.
"Kami sebenarnya mau mengungsi ke hotel, tapi orang tua saya takut rumah kosong. Akhirnya kami tetap di rumah," katanya.
Eko mengaku ia merasa dirugikan karena sound horeg. Selain dari sisi kesehatan karena suara dari sound system terlalu keras, orang tuanya yang berusia 70 tahun dan tinggal di rumahnya juga terganggu. Ia juga menilai kegiatan itu berdampak buruk pada moralitas anak-anak.
"Banyak yang joget pakai pakaian tidak pantas. Euforianya berlebihan, bahkan bisa saja ada peredaran miras," imbuhnya.
Eko bahkan mendapat komentar bernada ancaman di media sosial. Bahkan beberapa akun mengajak massa untuk mendatangi rumahnya.
(nkm/nkm)