Menteri Transmigrasi Minta Mahasiswa jadi Komunikator Kebijakan

Kepulauan Riau

Menteri Transmigrasi Minta Mahasiswa jadi Komunikator Kebijakan

Alamudin Hamapu - detikSumut
Jumat, 01 Agu 2025 11:41 WIB
Menteri Transmigrasi Republik Indonesia, Iftitah Sulaiman Suryanagara melepas mahasiswa KKN Umrah di Tanjungpinang, Kepulauan Riau
Foto: Menteri Transmigrasi Republik Indonesia, Iftitah Sulaiman Suryanagara melepas mahasiswa KKN Umrah di Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Alamudin/detikSumut)
Tanjungpinang -

Menteri Transmigrasi Republik Indonesia, Iftitah Sulaiman Suryanagara secara resmi melepas 1.284 mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) yang akan menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di berbagai wilayah Kepulauan Riau. Dalam kesempatan tersebut, Iftitah menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai jembatan antara arah kebijakan pembangunan nasional dan masyarakat di daerah.

"Mahasiswa harus bisa menjadi komunikator kebijakan, terutama dalam konteks pembangunan nasional. Ini adalah momentum untuk menunjukkan bahwa pembangunan transmigrasi bukan hanya perpindahan penduduk, tetapi juga pembangunan kawasan ekonomi melalui peningkatan kualitas manusia," ujar Iftitah dalam sambutannya, Kamis (1/8/2025).

Iftitah mengatakan Kementerian Transmigrasi telah menjalin Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Umrah sebagai bentuk sinergi dalam pembangunan berbasis masyarakat. Melalui program KKN ini, mahasiswa akan turun langsung ke wilayah yang direncanakan sebagai kawasan transmigrasi, termasuk di Pulau Rempang, untuk menilai potensi dan kebutuhan masyarakat setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seperti pesan yang saya sampaikan bahwa kami memang berencana mengedepankan manusia unggul ini bisa mengembangkan potensi di Rempang tapi memberikan manfaat adanya investasi untuk masyarakat , jembatannya bagaimana? Tentu melalui pendamping dan pemberdayaan kepada masyarakat agar ketika investasi itu datang masyarakat terserap oleh lapangan pekerjaan yang disediakan investasi," ujarnya.
Iftitah juga menekankan bahwa kehadiran investasi harus memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, peran mahasiswa sebagai pendamping dan pemberdaya sangat penting dalam memastikan masyarakat lokal tidak terpinggirkan, tetapi justru terserap dalam lapangan kerja dan peningkatan kapasitas.

"Kami ingin mahasiswa hadir untuk menilai potensi dan meningkatkan kapasitas masyarakat. Jangan sampai masyarakat hanya jadi penonton dari pembangunan. Mereka harus menjadi bagian dari proses itu sendiri," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Rektor Umrah, Prof Agung Dhamar Syakti, menyampaikan bahwa KKN merupakan salah satu bentuk kontribusi nyata perguruan tinggi dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa yang mampu menjadi problem solver di tengah masyarakat.

"Kehadiran mahasiswa di tengah masyarakat bukan sekadar menjalankan kewajiban akademik, tetapi juga menjadi bagian dari penciptaan solusi atas berbagai permasalahan riil yang ada di lapangan," ujarnya.

Sebanyak 1.284 mahasiswa KKN Umrah tahun ini akan ditempatkan di tiga wilayah, yaitu Kota Batam, Kabupaten Bintan, dan Kota Tanjungpinang. Rektor Agung berharap ke depan program ini dapat diperluas ke wilayah Kepulauan Anambas dan Natuna, sehingga kontribusi mahasiswa bisa menjangkau wilayah-wilayah terluar Indonesia.

"Tahun para mahasiswa disebar di tiga wilayah, Bintan, Batam dan Tanjungpinang. Tahun depan mudah-mudahan bisa ke Lingga, Anambas hingga Natuna," ujarnya.

Agung mengatakan Kehadiran mahasiswa KKN di wilayah Rempang juga diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata dalam meredam kekhawatiran masyarakat terhadap pembangunan dan investasi, melalui pendekatan partisipatif dan pemberdayaan.

"Di Rempang ada memang itu, ada permasalahan yang harus bisa diidentifikasi mahasiswa dan mencari solusinya," tutup Agung.




(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads