Madinah memiliki peran penting dalam sejarah Islam. Di kota inilah Nabi Muhammad SAW menyebarkan risalah Islam, membentuk tatanan masyarakat Islam pertama, hingga wafat. Masjid Nabawi yang berada di pusat kota menjadi destinasi utama umat Islam dari seluruh dunia, karena di dalamnya terdapat makam Nabi Muhammad SAW.
Masjid Nabawi tak hanya menjadi tempat ibadah, tapi juga pusat sejarah dan saksi berbagai peristiwa besar di masa kenabian. Salah satu bagian paling mulia di masjid ini adalah area makam Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW Dimakamkan di Kamar Aisyah RA
Dilansir detikHikmah dari buku Keajaiban Masjid Nabawi karya M. Irawan, Nabi Muhammad SAW dimakamkan di lokasi beliau wafat, yaitu kamar milik istrinya, Aisyah RA. Hal ini sejalan dengan hadits yang menyebutkan bahwa para nabi dimakamkan di tempat mereka meninggal. Pada saat itu, kamar Aisyah masih berada tepat di samping bangunan utama masjid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seiring waktu dan proses perluasan masjid, kamar tersebut kini berada di dalam kompleks Masjid Nabawi, tepatnya di bagian tenggara, dekat dengan mihrab utama. Lokasi ini termasuk area yang paling dijaga ketat.
Abu Bakar dan Umar Dimakamkan di Sampingnya
Masih merujuk buku yang sama, dijelaskan bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq dimakamkan di sisi kanan makam Nabi Muhammad SAW, dan di sebelah kanan Abu Bakar, dimakamkan Umar bin Khattab. Penempatan ini memiliki kisah tersendiri. Dalam buku Mengais Berkah di Bumi Sang Rasul karya Ahmad Hawassy, disebutkan bahwa Umar pernah meminta izin kepada Aisyah RA untuk dimakamkan di dekat Nabi. Awalnya, Aisyah berencana menggunakan tempat itu untuk dirinya sendiri, namun akhirnya mengalah demi menghormati Umar, sahabat setia Rasulullah SAW.
Adapun Aisyah RA kemudian dimakamkan di kompleks pemakaman Baqi, yang terletak tak jauh dari Masjid Nabawi. Di sana pula dimakamkan banyak tokoh penting Islam lainnya, termasuk istri-istri Nabi dan para sahabat.
Penjagaan Ketat dan Etika Ziarah
Area makam Rasulullah SAW dijaga oleh petugas yang disebut askar. Mereka bertugas menjaga ketertiban dan memastikan para jamaah mengikuti adab ziarah, seperti tidak menangis keras atau berdoa langsung menghadap makam.
Peziarah hanya diperkenankan menyampaikan salam serta doa kepada Nabi dari balik pagar besi tinggi yang melindungi makam. Petugas juga akan mengarahkan peziarah untuk terus berjalan dan tidak berlama-lama di satu titik.
Kubah Hijau dan Letak Makam
Di atas makam Rasulullah SAW berdiri sebuah kubah hijau yang dikenal dengan nama Qubbat al-Khadra. Kubah ini menjadi ikon dari Masjid Nabawi. Awalnya dibangun pada masa Dinasti Mamluk dan kemudian diperkuat serta dicat hijau pada masa pemerintahan Sultan Mahmud II dari Dinasti Utsmaniyah.
Meski kubah ini mudah terlihat dari luar, letak makam Nabi sendiri berada lebih ke dalam dan tidak sejajar langsung dengan bagian luar masjid. Area makam juga tidak terlihat jelas karena terlindungi pagar besi, dan hanya dapat dilihat sebagian melalui celah pagar.
(nkm/nkm)