Ada Festival Sound Horeg, Pemerintah Desa Malah Minta Warga Ngungsi Sementara

Regional

Ada Festival Sound Horeg, Pemerintah Desa Malah Minta Warga Ngungsi Sementara

Tim detikJatim - detikSumut
Kamis, 24 Jul 2025 13:01 WIB
Ilustrasi. Acara dengan sound horeg di Gresik.
Ilustrasi sound horeg (Foto: Istimewa)
Malang -

Fenomena sound horeg kembali menuai sorotan. Kali ini, Pemerintah Desa Donowarih, Kabupaten Malang, mengeluarkan surat imbauan yang mengejutkan publik: warga diminta untuk sementara mengungsi saat acara karnaval berlangsung.

Alasan di balik imbauan tersebut adalah kekhawatiran bahwa suara sound system yang sangat keras dapat mengganggu bayi, lansia, dan warga yang sedang sakit. Surat tersebut pun dengan cepat viral di media sosial.

Dalam surat yang diterbitkan oleh Pemerintah Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, disebutkan bahwa acara bertajuk "Pesta Rakyat Karangjuwet Vol. 5" akan digelar dalam rangka perayaan bersih Dusun Karangjuwet. Karnaval itu dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 23 Juli 2025 mulai pukul 16.30 WIB hingga selesai, berlokasi di sepanjang Jalan Raya Karangjuwet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama acara berlangsung, pemerintah desa mengimbau warga yang tinggal di sekitar jalan utama-terutama yang memiliki bayi, anak kecil, lansia, atau anggota keluarga yang sedang sakit-untuk menjaga jarak atau mengungsi sementara dari lokasi.

Imbauan ini ditujukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat jenis sound system yang digunakan dikenal sangat keras atau populer disebut sebagai sound horeg. Surat tersebut juga telah ditandatangani langsung oleh Kepala Desa Donowarih, Sujoko.

ADVERTISEMENT

Saat dikonfirmasi, Sekretaris Desa Donowarih, Ary Widy Hartono, membenarkan adanya surat imbauan tersebut. Menurutnya, hal itu dilakukan sebagai langkah antisipasi agar tidak terjadi konflik antarwarga seperti yang sebelumnya pernah terjadi di Kota Malang.

"Betul (imbauan ini sebagai antisipasi agar tidak terjadi kegaduhan atau gesekan antar warga saat kegiatan karnaval berlangsung)," ujar Ary dilansir detikJatim, Kamis (23/7/2025).

Ary menambahkan, karnaval tersebut akan menampilkan berbagai atraksi seperti mobil hias, pertunjukan tari dari berbagai suku, hingga peserta dengan pakaian adat. Ia juga mengakui bahwa semua penampilan itu akan diiringi oleh sound horeg.

"Saat ini memang sound itu lagi booming dan sedang mendapatkan simpati dari masyarakat. Jadi setiap kontingen itu memang diiringi oleh sound," jelasnya.

Acara ini akan digelar sepanjang Jalan Raya Karangjuwet, mulai dari Masjid Jami Al Hidayah hingga ke rest area Karangploso.

Sebelumnya, Bupati Malang, Sanusi, juga telah memberikan tanggapan terkait fenomena sound horeg. Ia menyatakan bahwa pihaknya akan mengikuti arahan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur bila nantinya ada regulasi khusus terkait hal ini.

"Kita akan mengikuti petunjuk berikutnya," ujar Sanusi kepada wartawan, Rabu (16/7/2025).

Meski begitu, Sanusi mengimbau para pelaku sound horeg untuk tetap memperhatikan norma dan budaya yang berlaku di Kabupaten Malang guna menjaga ketertiban masyarakat.

"Kalau parade sound atau sound horeg boleh-boleh saja, karena secara hukum kan mubah. Namun, kegiatan-kegiatan yang beriringan, yang tidak baik, sebaiknya ditiadakan. Seperti misalnya joget-jogetan atau minum-minuman keras," tegasnya.

Ia juga berharap penggunaan sound system diarahkan ke kegiatan-kegiatan positif seperti pengajian atau acara hajatan.

"Tapi kegiatan yang sifatnya merusak, sebaiknya ditiadakan saja," tambah Sanusi.




(nkm/nkm)


Hide Ads