Sulit Cari Kerja, Lulusan S3 Oxford Pilih Jadi Ojol Pengantar Makanan

Sulit Cari Kerja, Lulusan S3 Oxford Pilih Jadi Ojol Pengantar Makanan

Nikita Rosa - detikSumut
Jumat, 11 Jul 2025 06:30 WIB
Kisah Lulusan Oxford Jadi Pengantar Makanan, Sebut Sulit Dapat Kerja
Ding Yuanzhao, Lulusan Oxford Jadi Ojol Pengantar Makanan. (Foto: SCMP)
Jakarta -

Kisah seorang ojol pengantar makanan bernama Ding Yuanzhao viral di media sosial. Pasalnya, Ding Yuanzhao yang berasal dari China merupakan lulusan S3 dari Oxford University.

Pekerjaan menjadi ojol diambil Ding setelah dia kesulitan mendapatkan pekerjaan. Ding pun kini dijuluki "pengantar makanan dengan jenjang pendidikan tertinggi".

Menjadi ojol makanan sudah dijalani Ding sejak masih berkuliah di Singapura. Beberapa bulan kemudian, ia kembali ke China untuk menekuni pekerjaan yang sama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah Ding ini menginspirasi banyak orang sekaligus memicu diskusi mengenai sulitnya pasar kerja. Jejak Pendidikan Ding YuanzhaoDing, yang berasal dari provinsi Fujian di tenggara China, mengikuti ujian masuk universitas nasional China, yang dikenal sebagai gaokao, pada tahun 2004. Ia diterima di Universitas Tsinghua yang bergengsi dengan skor impresif hampir 700 dari total 750.

Setelah lulus dengan gelar sarjana kimia, Ding melanjutkan studi di institusi bergengsi lainnya, Universitas Peking, dan meraih gelar magister di bidang teknik energi.

ADVERTISEMENT

Ding kemudian meraih gelar doktor di bidang biologi dari Nanyang Technological University, sebuah universitas terkemuka di Singapura. Selain itu, ia juga meraih gelar doktor di bidang keanekaragaman hayati dari Universitas Oxford di Inggris.

Pria berusia 39 tahun ini juga pernah melakukan penelitian pascadoktoral di Universitas Nasional Singapura (NUS), yang kontraknya berakhir Maret tahun 2024 lalu. Meskipun telah mengirimkan banyak resume dan menghadiri lebih dari 10 wawancara, ia tidak berhasil mendapatkan pekerjaan yang sesuai.

"Jika Anda belum mencapai hasil yang baik, jangan pesimis atau berkecil hati. Jika Anda telah berhasil, ingatlah bahwa usaha kebanyakan orang tidak terlalu berpengaruh," kata Ding dikutip detikEdu dari South China Morning Post.

Menjadi ojol makanan di Singapura, Ding bisa mendapatkan penghasilanSGD700 atau Rp8,8 juta per minggu dengan bekerja 10 jam sehari.

"Ini pekerjaan yang stabil. Saya bisa menghidupi keluarga dengan penghasilan ini. Jika kita bekerja keras, kita bisa mendapatkan penghasilan yang layak. Ini bukan pekerjaan yang buruk," ungkap Ding.

Ding Anggap Pekerjaan Sebagai Berolahraga. Baca Halaman Berikutnya...

Gemar Berolahraga

Ding yang gemar berolahraga merasa tidak dirugikan dengan pekerjaannya sebagai ojol pengantar makanan.

"Salah satu keuntungan mengantar makanan adalah kita bisa berolahraga sekaligus," ujar Ding.

Ding mengungkapkan jika ia memilih untuk tidak bekerja sebagai guru privat untuk siswa muda karena ia merasa "terlalu malu untuk mencari pelanggan sendiri."

Setelah bekerja beberapa bulan di Singapura, Ding kembali ke China. Kini ia bekerja sebagai ojol pengantar makanan untuk Meituan di Beijing, sebuah platform belanja terkemuka.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Aksi Driver Geruduk Pelaku Penganiayaan di Sleman Berujung Anarki"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)


Hide Ads