Di era digital dengan akses internet yang cepat dan gencarnya promosi di media sosial, banyak orang tergoda untuk langsung belanja tanpa berpikir panjang. Sayangnya, barang yang dibeli sering kali bukan kebutuhan utama, melainkan hanya untuk memenuhi gaya hidup konsumtif.
Menanggapi hal ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui akun edukasi keuangannya, @sikapiuangmu, membagikan strategi agar masyarakat bisa mempersiapkan dana pensiun sejak dini, tanpa terdistraksi oleh gaya hidup berlebihan.
Dalam unggahannya, OJK mengingatkan bahwa ada beberapa faktor yang bisa menghambat kita menabung untuk masa tua:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama, fenomena FOMO terhadap tren gaya hidup di media sosial. Kita perlu menilai apakah kondisi keuangan kita benar-benar memungkinkan untuk mengikuti tren tersebut. Jangan sampai demi tampil gaya, kita justru terjebak dalam utang.
Kedua, kebiasaan belanja impulsif karena godaan diskon terbatas. Padahal, barang tersebut sebenarnya tidak dibutuhkan.
Ketiga, konsumsi berlebihan atas nama self-reward. Meski memberi hadiah untuk diri sendiri itu wajar, jika terlalu sering dilakukan bisa berdampak buruk pada keuangan pribadi.
Keempat, panic buying karena kekhawatiran akan inflasi. OJK menekankan pentingnya membeli sesuai kebutuhan, bukan karena panik atau takut harga naik.
"Semua ini bikin kita mikir pendek, dan akhirnya tabungan untuk pensiun selalu 'nanti-nanti' aja," tulis akun @sikapiuangmu dalam unggahannya pada Minggu (6/7/2025).
Untuk membantu masyarakat tetap fokus dalam menyiapkan dana pensiun, OJK membagikan lima tips praktis:
1. Autodebit adalah sahabatmu
Sisihkan minimal 10% dari gaji langsung setelah menerima penghasilan. Perlakukan itu sebagai "tagihan wajib" untuk masa depanmu.
2. Pisahkan rekening, jangan sering dicek.
Buat rekening khusus untuk dana pensiun, tanpa fasilitas kartu debit dan mobile banking, agar tidak tergoda untuk mengambil uang secara impulsif.
3. Mulai sekarang, jangan tunggu mapan.
Tidak perlu menunggu gaji besar untuk mulai menabung. Kunci utamanya adalah konsistensi. Menabung mulai dari Rp 50.000 per bulan pun akan berarti dalam jangka panjang.
4. Investasi, bukan hanya menabung.
Untuk melawan inflasi, gunakan produk investasi jangka panjang seperti reksa dana pensiun, DPLK, atau program JHT dan JP dari BPJS Ketenagakerjaan.
5. Abaikan kebisingan tren.
Tidak semua tren harus diikuti. Bedakan antara kebutuhan dan keinginan agar rencana keuangan jangka panjang tetap terjaga.
Dengan menyiapkan dana pensiun sejak dini, kamu bisa menjalani masa tua yang nyaman: pensiun tanpa utang, hidup mandiri tanpa bergantung pada anak, dan tetap bisa menikmati hidup seperti jalan-jalan tanpa khawatir soal tagihan.
"Itu semua bisa kejadian asal kamu siapkan sekarang, bukan nanti," tulis OJK menutup pesannya.
(nkm/nkm)