Penyebab dan Gejalanya Sindrom Monday Blues, Ini 7 Cara Mengatasinya

Penyebab dan Gejalanya Sindrom Monday Blues, Ini 7 Cara Mengatasinya

Aisyah Luthfi - detikSumut
Minggu, 06 Jul 2025 17:00 WIB
ilustrasi bangun tidur
Ilustrasi sindrom Monday Blues (Foto: thinkstock)
Medan -

Pernahkah detikers merasa sangat berat dan enggan saat alarm berbunyi di Senin pagi? Jika perasaan cemas, murung, dan stres muncul setiap kali akhir pekan berakhir, detikers mungkin mengalami sindrom Monday Blues.

Fenomena ini bukanlah sekadar kemalasan, melainkan sebuah respons emosional dan psikologis yang dialami banyak orang. Mari kita kenali lebih dalam apa itu sindrom Monday Blues, apa saja penyebabnya, gejalanya, dan yang terpenting, bagaimana cara efektif untuk mengatasinya agar hari Senin detikers bisa lebih menyenangkan.

Apa Itu Sindrom Monday Blues?

Mengutip laman Siloam Hospitals, sindrom Monday Blues adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika seseorang merasakan serangkaian emosi negatif, seperti kecemasan, kesedihan, dan stres, yang muncul menjelang atau pada hari Senin. Perasaan ini timbul karena transisi dari suasana santai akhir pekan ke rutinitas kerja atau sekolah yang terstruktur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebuah studi pada tahun 2020 yang dilansir dari PsychCentral menunjukkan bahwa karyawan cenderung mengalami tingkat kepuasan kerja yang lebih rendah dan stres yang lebih tinggi pada awal pekan. Kabar baiknya, perasaan ini umumnya bersifat sementara dan akan membaik seiring berjalannya hari.

7 Cara Efektif Mengatasi Monday Blues

detikers tidak harus pasrah menghadapi hari Senin yang muram. Berikut adalah beberapa cara praktis yang bisa detikers terapkan untuk mengatasinya:

ADVERTISEMENT

1. Jadwalkan Aktivitas Menyenangkan di Hari Senin

Berikan diri detikers sendiri sesuatu untuk dinantikan. Rencanakan makan siang bersama teman, pergi ke salon setelah pulang kerja, atau luangkan waktu untuk menonton episode serial favorit detikers.

2. Jaga Pola Tidur Tetap Konsisten

Usahakan untuk tidak terlalu mengubah jam tidur dan bangun detikers di akhir pekan. Menjaga ritme tidur yang konsisten akan membuat tubuh lebih mudah beradaptasi di Senin pagi.

3. Lakukan Olahraga Rutin

Aktivitas fisik dapat melepaskan endorfin, hormon yang dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres. Olahraga ringan di pagi hari bisa menjadi awal yang baik.

4. Terapkan Teknik Relaksasi

Luangkan waktu untuk melakukan meditasi, latihan pernapasan dalam, atau journaling (menulis jurnal). Menuliskan perasaan yang detikers alami dapat membantu mengurangi beban kecemasan.

5. Perkuat Hubungan Sosial

Menjaga hubungan baik dengan rekan kerja dapat membuat lingkungan kantor lebih menyenangkan. Dukungan emosional dari orang sekitar adalah benteng yang kuat untuk kesehatan mental.

6. Ubah Pola Pikir Negatif

Jika detikers merasa memiliki pola pikir negatif, praktik terapi perilaku kognitif (CBT) bisa sangat membantu. Terapi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku yang tidak sehat.

7. Pertimbangkan Konsultasi Karier

Jika Monday Blues terasa kronis karena ketidakpuasan kerja, mungkin ini saatnya untuk mengevaluasi kembali karier detikers. Berkonsultasi dengan konselor karier dapat membantu detikers menemukan jalur yang lebih sesuai dengan minat dan keterampilan.

Apa Saja Penyebab Monday Blues?

Perasaan tidak nyaman ini tidak muncul tanpa sebab. Beberapa faktor utama yang kerap menjadi pemicunya antara lain:

1. Ketidakpuasan Kerja atau Burnout

Penyebab paling umum adalah perasaan tidak bahagia atau tidak puas dengan pekerjaan. Jika pekerjaan terasa monoton, penuh tekanan, atau tidak memberikan kepuasan, maka hari Senin akan terasa seperti awal dari sebuah siksaan.

2. Kecemasan Antisipatif

Sekadar memikirkan tumpukan pekerjaan, email yang belum dibaca, dan rapat yang menanti di hari Senin sudah cukup untuk memicu stres dan kecemasan sejak Minggu malam.

3. Distorsi Kognitif (Pola Pikir Negatif)

Distorsi kognitif adalah pola pikir berlebihan yang membuat seseorang memandang realitas secara negatif. Beberapa contoh yang terkait Monday Blues adalah:

¡ Catastrophizing

Selalu membayangkan skenario terburuk yang akan terjadi di tempat kerja.

¡ Overgeneralizing

Menganggap jika satu hari Senin terasa buruk, maka semua hari Senin lainnya juga akan buruk.

¡ Black-and-White Thinking

Berpikir secara ekstrem, misalnya "akhir pekan itu menyenangkan" dan "hari kerja itu menyiksa," tanpa ada area di antaranya atau hal-hal lain selain kejahatan-kebaikan.

4. Persepsi Sosial tentang Hari Senin

Secara budaya, Senin sering digambarkan sebagai hari yang berat dan tidak menyenangkan. Persepsi yang terus-menerus dibangun oleh masyarakat ini turut memengaruhi cara kita memandang hari Senin.

5. Kebiasaan Buruk di Akhir Pekan

Pola tidur yang berantakan, seperti begadang lalu bangun sangat siang di akhir pekan, dapat mengacaukan jam biologis tubuh dan membuat detikers merasa lelah di hari Senin.

Gejala Umum Sindrom Monday Blues

Meskipun bukan diagnosis klinis, gejala Monday Blues sangat nyata dan dapat memengaruhi kondisi fisik maupun mental. Beberapa gejala yang sering muncul adalah:

  • Perasaan sedih, hampa, atau tertekan
  • Kelelahan dan kekurangan energi
  • Gelisah, khawatir, atau merasa takut
  • Kesulitan tidur pada Minggu malam
  • Otot tegang dan sakit kepala
  • Jantung berdebar dan peningkatan tekanan darah
  • Meskipun Monday Blues terasa mengganggu, ingatlah bahwa kondisi ini bisa dikelola. Dengan menerapkan beberapa perubahan gaya hidup dan pola pikir,
  • detikers bisa mengubah hari Senin dari hari yang ditakuti menjadi awal pekan yang produktif dan positif.

Jika gejala yang detikers rasakan sangat parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional seperti psikolog atau psikiater.




(nkm/nkm)


Hide Ads