Calon Murid Sekolah Rakyat Tak Dites Akademik, Tapi...

Calon Murid Sekolah Rakyat Tak Dites Akademik, Tapi...

Tim detikEdu - detikSumut
Rabu, 02 Jul 2025 20:20 WIB
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul). (Belia/detikcom)
Mensos Gus Ipu (Foto: Belia/detikcom)
Jakarta -

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan bahwa calon siswa Sekolah Rakyat tidak akan diwajibkan mengikuti tes akademik sebagai syarat masuk. Selama syarat administratif terpenuhi, calon murid dipastikan diterima.

Namun begitu, calon siswa tetap perlu menjalani pemeriksaan kesehatan. Bila ditemukan menderita penyakit menular, anak tersebut tetap dapat diterima setelah proses pengobatan selesai.

"Misalnya ada yang miliki penyakit menular akan disembuhkan lewat pendekatan medis dan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan," jelas Gus Ipul pada Selasa (2/7/2025), dilansir detikEdu dari dari laman Kementerian Sosial, Rabu (3/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pertemuannya dengan sejumlah kepala daerah, Gus Ipul juga menyatakan bahwa siswa berusia 9 atau 10 tahun tetap bisa diterima di kelas 1 SD jika sebelumnya belum pernah bersekolah.

"Tidak apa umur 10, umur 9 masuk kelas 1, karena memang sebelumnya tidak sekolah dan ya itu tugas kita, ini Negara hadir," ungkapnya saat menerima audiensi beberapa bupati di Kantor Kemensos, Jakarta, Senin (30/6/2025).

ADVERTISEMENT

Pemetaan Potensi Siswa Pakai AI

Selain tak ada tes akademik, pemetaan karakter dan potensi siswa akan dilakukan menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI). Hal ini dijelaskan oleh Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Prof. Dr. Mohammad Nuh, DEA, yang juga mantan Mendikbud.

Beliau menjelaskan bahwa proses talent mapping berbasis AI dikembangkan melalui kerja sama dengan Ary Ginanjar, pendiri ESQ Leadership Center. Teknologi ini dinilai mampu memetakan potensi dan kepribadian anak dengan lebih efisien.

"Ini sistem pertama kali yang Pak Ary ulurkan, dimana-mana belum ada, silakan pakai di Sekolah Rakyat," kata Mohammad Nuh.

Ary Ginanjar turut menyampaikan apresiasinya terhadap kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menghilangkan tes akademik dalam seleksi masuk Sekolah Rakyat. Ia berharap pendekatan talent mapping ini dapat membantu mengembangkan potensi siswa sesuai bidangnya.

"Selama ini kita hanya mengukur Intelligence Quotient (IQ)-nya berapa, sekolahnya bagaimana," ujar Ary.




(nkm/nkm)


Hide Ads